Kampung Gribig Religi Jadi Wisata Potensial Kota Malang

Jurnalis: Lutfia Indah
Editor: Mustopa

19 Juli 2023 13:24 19 Jul 2023 13:24

Thumbnail Kampung Gribig Religi Jadi Wisata Potensial Kota Malang Watermark Ketik
Kawasan makam Ki Ageng Gribig (foto: Lutfia/ketik.co.id)

KETIK, MALANG – Kampung Gribig Religi merupakan kompleks pemakaman yang menjadi salah satu destinasi wisata potensial di Kota Malang. Kawasan tersebut menawarkan wisata religi, edukasi, sejarah, dan keragaman ekologi di dalamnya. Lokasinya yang dekat dengan exit tol Madyopuro semakin mendukung perkembangan wisata kampung tematik tersebut.

Salah satu Sejarawan dari Universitas Negeri Malang (UM), Ismail Lutfi menyebutkan bahwa di Kampung Gribig Religi terdapat makam ulama dan umara yang berperan penting dalam sejarah, khususnya Malang Raya. Di kompleks itu terdapat makam Bupati Malang I-III, Bupati Probolinggo, Bupati Bondowoso, dan lain-lain. Sesuai namanya, juga terdapat makam Ki Ageng Gribig, seorang tokoh yang menyebarkan Agama Islam di Malang.

"Narasi tentang umara dan ulama di makam ini harus muncul, karena jadi daya tarik wisatawan untuk datang ke sini. Dalam sejarah kita, setiap umara di bumi Nusantara senantiasa didampingi oleh ulama atau pemuka agama. Entah dalam kategori Hindu-Budha maupun begitu masuknya Islam," sebutnya, Rabu (19/7/2023)

Tak hanya sebagai wisata religi dan budaya, Kompleks Makam Ki Ageng Gribig juga menghadirkan keunikan vegetasi. Di kawasan tersebut terdapat sekitar 20 pohon nagasari yang tumbuh subur di area pemakaman. Diketahui bahwa pohon tersebut merupakan tumbuhan langka.

"Ada wisata yang tidak berhubungan dengan makam, yaitu tumbuhan yang identik dengan pemakaman. Termasuk aspek arsitekturnya juga penting diperhatikan. Karena apa yang ada pada makam, menggambarkan apa yang hidup pada masa itu," ujar Lutfi.

Sementara itu, Dosen Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN), Budi Fathony menyebutkan bahwa posisi kompleks pemakaman tersebut sangatlah strategis. Menurutnya penting untuk menata kawasan dan pusat perdagangan, serta pengembangan sarana transportasi massal untuk kemajuan Kota Malang.

"Uniknya ada situs makam Ki Ageng Gribig dan bisa jadi tempat strategis yang mendatangkan tamu dan rombongan untuk datang. Nuansanya membuat bahwa Malang Raya itu punya makam Ki Ageng Gribig dan harus disambangi. Tinggal sekarang penataan sentral parkir maupun pusat perdagangannya," ujar Budi.

Suasana dan arsitektur kompleks tersebut juga telah memiliki tema yang selaras, yakni menonjolkan sisi Jawa. Hanya diperlukan pembenahan sedikit demi sedikit untuk dapat menjadikan kawasan tersebut semakin layak dan nyaman dikunjungi.

"Konstruksinya di beberapa teori sudah cukup praktis. Kalau warnanya sudah jadi warna alam. Tinggal nanti perlunya apakah nanti di mihrab langgar akan diberi nama tokoh di sini ya silakan. Tapi tetap menggunakan tulisan Jawa," tambahnya.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Gribig Religi (KGR), Devi Nur Hadianto menjelaskan bahwa komplek pemakaman tersebut telah ditetapkan sebagai cagar budaya pada 2018. 

Hampir setiap hari selalu ada pengunjung yang datang, baik secara pribadi maupun bersama rombongan. Tujuan para pengunjung tersebut untuk nyekar atau takziah di makam-makam yang ada. 

"Kami pakai sistem tanda tangan, biasanya satu bus diminta satu tanda tangan. Bulan Juni kemarin kurang lebih ada 700-800 orang kalau kami akumulasi dengan jumlah bis. Apalagi hari Sabtu-Minggu pagi biasanya ada 2-3 bis. Sekarang wisata religi jadi kebutuhan masyarakat," jelas Devi.(*)

Tombol Google News

Tags:

Ki Ageng Gribig Kampung Tematik Wisata Religi Kota Malang