Kasus Stunting Kota Malang Terus Mengalami Penurunan, Pemberian TTD Tetap Digencarkan

19 Juni 2025 11:00 19 Jun 2025 11:00

Thumbnail Kasus Stunting Kota Malang Terus Mengalami Penurunan, Pemberian TTD Tetap Digencarkan
Rina Istarowati, Plh Kepala Dinkes Kota Malang, menjelaskan prevalensi stunting di Kota Malang. (Foto: Lutfia/Ketik)

KETIK, MALANG – Prevalensi stunting di Kota Malang terus mengalami penurunan. Untuk menekan angka stunting, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang terus menggencarkan perbaikan gizi dan pemberian tablet tambah darah (TTD) kepada remaja putri.

Dari data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), per Desember 2024 kemarin, stunting di Kota Malang berada di angka 8 persen. 

"Dari penimbangan riil meskipun fluktuasi, kecenderungannya menurun di angka 8 persen. Tahun sebelumnya sempat 17,3 persen kemudian perlahan menurun sampai di Desember 2024 sebesar 8 persen," ujar Rina Istarowati, Plh Kepala Dinkes Kota Malang, Kamis, 19 Juni 2025.

Selain itu, berdasarkan metode SSGI yang dirilis oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) pada bulan Mei lalu, prevalensi stunting Kota Malang di tahun 2024 sebesar 22,7 persen. Rina mendorong adanya aksi konvergensi dalam menurunkan dan mencegah stunting.

"Memerlukan peran dari keluarga, tidak hanya ibu. Misal pemberian tablet tambah darah terhadap remaja putri. Artinya kita mendistribusikan dan harus disambut dengan dikonsumsi dengan benar," lanjutnya.

Selain itu, pemeriksaan kesehatan harus dilakukan dengan rutin, termasuk pemenuhan hak anak dengan menimbang berat badan, imunisasi, dan lainnya agar anak tidak stunting. Rina mengaku masih ditemukan masyarakat yang jarang memeriksakan anaknya ke posyandu.

"Kita masih di angka 8 persen itu artinya masih ada yang belum rutin datang ke posyandu. Padahal setelah ditimbang, ada penanganan lebih tinggi. Contoh, bb tidak naik pun saat periode timbang, itu sudah diintervensi jadi tidak menunggu gizinya turun," tegas Rina.

Hingga saat ini Kelurahan Balearjosari masih menjadi kelurahan dengan angka stunting tertinggi di Kota Malang yakni 22 persen. Sedangkan kelurahan dengan angka stunting terendah ialah Rampal Celaket sebesar 1 persen.

"Pemberian tablet tambah darah bisa mencegah anemia pada remaja putri. Mereka calon ibu, harus dibiasakan kondisi harus baik. Termasuk nanti setelah remaja putri, calon pengantin. Kalau sudah hamil harus periksa rutin supaya tidak anemia, kurang gizi," tutupnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Stunting Kota Malang Penurunan stunting Pencegahan Stunting Tablet Tambah Darah