Kemeriahan Cap Gomeh di Surabaya, Simbol Kerukunan dalam Keberagaman

Jurnalis: Husni Habib
Editor: Gumilang

13 Februari 2025 13:25 13 Feb 2025 13:25

Thumbnail Kemeriahan Cap Gomeh di Surabaya, Simbol Kerukunan dalam Keberagaman Watermark Ketik
Kemeriahan perayaan Cap Gomeh di Balai Kota Surabaya. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Suasana meriah mewarnai perayaan Cap Gomeh di Kota Surabaya. Bertempat di Balai Kota, ribuan warga memadati lokasi acara untuk ikuti kemeriahan Cap Gomeh digelar kedua kalinya oleh Pemkot Surabaya, Rabu, 12 Februari 2025.

Perayaan Cap Gomeh ini tidak hanya diikuti oleh warga Tionghoa saja, tetapi juga berbagai suku dan etnis yang ada du Kota Surabaya. Suasana kehangatan tampak terasa tanpa memandang berpedaan suku, etnis dan ras. 

Hermawan Santoso, Ketua Umum Bhakti Persatuan mengatakan, Cap Gomeh akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa. Atau 2 minggu setelah Tahun Baru Imlek.

"Melalui perayaan ini kita ingin menunjukkan perbedaan kebudayaan bukanlah sekat melainkan hal yang menyatukan persaudaraan karena Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa," jelas Hermawan.

Sementara itu pada kesempatan sama, Ketua Surabaya Friendship Club (SFC) Dendy Sean menambahkan momen perayaan Cap Gomeh di Surabaya merupakan simbol kerukunan antar suku, etnis dan ras yang ada di Kota Pahlawan.

Foto Kebersamaan Wali Kota Surabaya bersama para warga Tionghoa yang hadir di balai kota. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)Kebersamaan Wali Kota Surabaya bersama para warga Tionghoa yang hadir di balai kota. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)

Hal tersebut terlihat dari ribuan pengunjung yang memadai venue acara perayaan Cap Gomeh yang digelar di Balai Kota Surabaya. Semua lapisan masyarakat bercampur menjadi satu, dan larut dalam kegembiraan merayakan momen Cap Gomeh di Surabaya.

"Saya sangat bersyukur tinggal di Surabaya. Disini semuanya hidup rukun tanpa memandang ras, suku, entis dan agama. Semua bersatu menjadi satu, karena kita semua bangsa Indonesia," tambah Dendy.

Pada momen perayaan Cap Gomeh tersebut berbagai kesenian khas Tionghoa dipertontonkan, salah satu yang sayang dilewatkan adalah pertunjukkan barongsai.

Terdapat sebelas barongsai yang tampil menghibur para tamu dan warga di balai kota Surabaya. Tidak hanya itu barongsai tersebut juga berkeliling membagikan jeruk kepada para warga yang hadir pada perayaan Cap Gomeh.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengapresiasi seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya perayaan Cap Go Meh di Balai Kota tahun ini. Dirinya berharap momen Cap Gomeh dapat menjadi titik balik dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Sebagai warga Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama, perbedaan jangan dijadikan alat untuk saling bermusuhan. Justru perbedaan harus dijadikan sebagai alat pemersatu untuk terus membangun bangsa Indonesia menuju kejayaan dan kemakmuran.

"Di momen Cap Go Meh ini saya mengucapkan matur nuwun dan semoga tali persaudaraan kita terus terjaga tanpa melihat suku, agama, tapi pasti yakinkan bahwa kita adalah NKRI dan bangsa Indonesia yang tidak terpisahkan," ucapnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Perayaan Cap Gomeh Surabaya Kerukunan persatuan Eri Cahyadi kebudayaan