KETIK, JEMBER – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi bulanan Jember pada bulan September 2023 cukup tinggi yaitu 0,20 persen. Dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 117,59.
Angka tersebut lebih kecil dibandingkan dengan Jawa Timur sebesar 0,32 persen. Sedangkan Nasional mengalami inflasi 0,19 persen.
Dari delapan kota IHK di Jawa Timur, semua mengalami inflasi. Jember menduduki posisi inflasi terendah ketiga setelah Kota Malang dan Banyuwangi. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 0,72 persen.
Komoditas yang memiliki andil inflasi September 2023 adalah beras, bensin, emas perhiasan, biaya pulsa ponsel, daging ayam ras, tarif kereta api, ikan lele, jagung manis, sandal kulit wanita, dan ketang.
Sedangkan, komoditas yang memberikan andil deflasi bulanan adalah cabai rawit, bawang merah, telur ayam ras, mobil, tomat, bawang putih, tarif kendaraan travel, tongkol diawetkan, cabai merah dan shampo.
Kepala BPS Jember, Tri Erwandi mengatakan beras sebagai salah satu pemegang andil inflasi karena harganya yang terus merangkak naik. Pantauan harga pasar terkini harga beras berkisar 12-14 ribu per kilogram.
“Terkait dengan el nino dan kemarau panjang yang berakibat kurang air, faktor utama kebutuhan padi. Sehingga mengganggu produktivitas, sedangkan permintaan tinggi,” papar Tri.
Sementara, perhiasan emas juga memegang andil inflasi, karena harga emas dipengaruhi oleh harga dunia sehingga tidak bisa dikendalikan di tingkat daerah.
“Kalau di Jember, mungkin pada bulan September banyak event atau acara pernikahan yang mendorong pemakaian emas perhiasan,” lanjutnya.
Sementara itu, inflasi Jember pada bulan Agustus 2023 relatif lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada Agustus 2021 tercatat inflasi sebesar 0,04 persen, namun pada Agustus 2022 mengalami deflasi sebesar -0,47 persen.(*)