Mahasiswa ITS Ciptakan Desain Jembatan Tahan Bencana Alam

Jurnalis: Ias Abdullah
Editor: M. Rifat

22 Mei 2023 02:54 22 Mei 2023 02:54

Thumbnail Mahasiswa ITS Ciptakan Desain Jembatan Tahan Bencana Alam Watermark Ketik
Jembatan tahan bencana alam karya mahasiswa ITS. (Foto: Humas ITS)

KETIK, SURABAYA – Tim mahasiswa Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang desain jembatan tahan terhadap bencana alam. Jembatan tersebut mereka beri nama Jembatan Molihuto.

Tim beranggotakan Moch Choirul Akbar Majid, Vincent Hans Siputta, dan Gregorius Alexander yang tergabung dalam tim Ergo. Mereka menggunakan studi kasus Jembatan Molintogupo dari Desa Lombongo, Kecamatan Sumawa Tengah, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.

Pada inovasinya, jembatan Molihuto didesain dengan prinsip mitigasi bencana sehingga mampu bertahan apabila terjadi bencana alam. Akbar, salah satu anggota tim, menyampaikan bahwa kawasan Jembatan Molintogupo seringkali terjadi bencana alam banjir bandang dan gempa bumi. 

Kondisi itu mengilhami Tim Ergo membuat rancangan jembatan tahan bencana. “Oleh sebab itu, perlu dilakukan perencanaan pembangunan jembatan dengan mengantisipasi bencana alam tersebut,” ucapnya dalam rilis resmi, Minggu (21/5/2023).​

Dalam perancangannya, jembatan ini  menggunakan tipe jembatan pelengkung. Akbar menyebutkan, jembatan tipe pelengkung memiliki beberapa keunggulan seperti memiliki tingkat ketahanan yang tinggi serta mampu menahan beban yang besar. 

Selain itu, jembatan pelengkung memiliki struktur yang lebih kuat sehingga dapat meminimalkan penggunaan baja. “Kelebihan dari jembatan ini juga memiliki nilai estetika tersendiri,” kata Akbar seperti dikutip dalam laman its.ac.id.

Fondasi jembatan ini juga dilengkapi dengan lapisan biotextile. Biotextile merupakan teknologi lapisan pelindung tanah yang dikembangkan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada tahun 2022.

Lapisan ini berfungsi sebagai metode stabilisasi tanah untuk mencegah laju erosi pada permukaan tanah. Cara kerja teknologi ini yaitu dengan menurunkan debit air mengalir pada permukaan sehingga tidak akan terjadi longsor.

Tidak berhenti disitu, Jembatan Molihuto menggunakan struktur beton yang terbuat dari campuran fly ash dan abu sekam padi untuk meningkatkan kualitas serta ketahanan beton. Laki-laki asal Jombang ini menjelaskan penggunaan fly ash berfungsi sebagai bahan pengikat dalam beton serta membantu beton agar tahan korosi.

Sementara itu, abu sekam padi berperan sebagai bahan penguat beton sehingga memiliki ketahanan yang lebih tinggi. Perencanaan desain jembatan ini juga menerapkan pembangunan yang berkelanjutan.

Akbar mengungkapkan bahwa penggunaan beton campuran juga bertujuan untuk menekan emisi karbon yang dihasilkan oleh beton sehingga lebih ramah lingkungan. Selain itu, Jembatan Molihuto juga dilengkapi dengan fitur sensor yang bertujuan untuk memudahkan proses pemeliharaan jembatan dan mengantisipasi kerusakan dini.

Berkat inovasi tersebut, tim bimbingan Ahmad Basshofi Habieb ST MT PhD ini berhasil menyabet juara pertama dalam ajang International Bridge Design Competition. Ajang itu diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sipil Universitas Diponegoro.(*)

Tombol Google News

Tags:

jembatan desain ITS bencana alam Teknik Sipil