KETIK, JAKARTA – Setelah dilantik Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada Minggu, 20 Oktober 2024, Presiden Prabowo Subianto langsung mengumumkan nama-nama menteri yang akan membantunya menjalankan pemerintahan.
Dari nama-nama menteri yang diumumkan, terdapat sosok Meutya Hafid yang dilantik sebagai Menteri Komunikasi dan Digital. Keberadaan Meutya Hafid di Kabinet Merah Putih cukup menyita perhatian, lantaran latar belakangnya yang merupakan mantan jurnalis.
Berdasarkan laman resmi DPR, Meutya Hafid lahir di Bandung, Jawa Barat pada 3 Mei 1978. Walaupun lahir di Bandung, Meutya lebih banyak hidup di Jakarta.
Sejak usia 2 tahun, ia beserta keluarganya pindah ke Jakarta. Meutya menempuh pendidikan sejak SD hingga SMA. Setelah lulus dari SMAN 8 Jakarta, Meutya melanjutkan pendidikan Crescent Girls’ School Singapura.
Lalu, ia melanjutkan kuliah di University of New South Wales Sydney mengambil jurusan Teknik Manufaktur. Setelah itu, dirinya kembali ke tanah air untuk mulai berkarier.
Meutya mengawali kariernya sebagai seorang jurnalis sekitar tahun 2000-an. Namanya sebagai jurnalis mulai melejit saat meliput Tsunami Aceh pada tahun 2004 dan perang Irak di tahun 2005.
Bahkan saat meliput langsung perang Irak bersama rekannya Budiyanto, dirinya pernah disandera oleh kelompok Muhajidin Irak. Beruntung, setelah melalui masa-masa yang menegangkan Meutya dan rekannya dibebaskan.
Semenjak itu prestasi Meutya di dunia pers terus meroket khususnya di tanah air. Meutya Hafid pernah dinobatkan sebagai satu dari Lima Tokoh Pers Inspiratif Indonesia 2012 versi Mizan.
Seiring berjalannya waktu, Meutya akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia politik dengan bergabung ke Partai Golkar. Pada tahun 2009, Meutya mengikuti pemilu sebagai calon anggota DPR untuk Dapil Sumatera Utara 1 dan berhasil lolos ke parlemen.
Selama menjabat, Meutya dikenal sebagai sosok yang memperjuangkan isu-isu HAM, perlindungan terhadap jurnalis, serta kebijakan luar negeri Indonesia. Kemudian Meutya kembali terpilih menjadi anggota DPR RI untuk dua periode berikutnya, yakni 2014-2019 dan 2019-2024.
Namanya di dunia politik makin diperhitungkan setelah berhasil menjadi Ketua Komisi I DPR RI pada tahun 2019 yang membawahi bidang pertahanan, luar negeri, intelijen, komunikasi, dan informasi. Posisi ini memperkuat perannya dalam merumuskan kebijakan-kebijakan strategis yang berdampak pada kepentingan nasional.
Kini sebagai Menteri Komunikasi dan Digital tugas berat menanti Meutya untuk membenahi carut marut sektor informasi dan digital di Indonesia. Beberapa hal menjadi perhatian adalah pemberantasan judi online, kebocoran data dan perlindungan data pribadi.(*)