KETIK, PALEMBANG – Pemerintah Kota Palembang menggelar festival musik jazz terbesar di Sumatera di tepi Sungai Musi, tepatnya di Pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) pada Sabtu malam, 30 November 2024.
Pertunjukan bertajuk “Festival Jazz Internasional Suara Musi” ini merupakan acara musik jazz terbesar yang pernah diselenggarakan di Sumatera, yang mana festival ini menjadi angin segar bagi Wong Kito Galo untuk menghabiskan waktu akhir pekannya.
Sebagai pesta musik jazz bertaraf internasional, Festival Jazz Internasional Suara Musi menghadirkan grup musik World Jazz Society, yakni sebuah grup musik jazz yang beranggotakan dari pelbagai negara seperti Kanada, Polandia, Belanda, dan tentunya Indonesia.
Kemudian sejumlah musisi kondang tanah air seperti Imaniar feat Idham Noorsaid, Fariz RM, dan Marion Jola turut memeriahkan panggung Suara Musi.
Selain itu, Festival Jazz Internasional Suara Musi juga menampilkan sejumlah talenta lokal, di antaranya Skanam Band, Tins Paper Band, Air Force Ampera Band, Peace Band, Madagazkar Band, Tanjack Kultur, Jazzdut, serta Palembang Jazz Community.
Acara puncak dimulai saat Imaniar muncul dari balik panggung untuk menyanyikan beberapa tembang jazz ternama seperti Prahara Cinta dan Kacau. Suara merdunya membuat para pendengar berdecak kagum.
Imaniar juga memanjakan telinga audiens dengan bermain saksofon sembari berduet dengan saudaranya, Idham Noorsaid. Usai Imaniar meninggalkan panggung, muncullah sang penguasa panggung era 80-an, Fariz RM yang penampilannya telah ditunggu-tunggu oleh banyak orang.
Setelah Fariz RM beranjak pergi dari panggung, giliran World Jazz Society unjuk gigi di hadapan masyarakat. Festival Jazz Internasional Suara Musi pun ditutup dengan penampilan pamungkas dari Marion Jola.
Sarana hiburan baru
Penggagas Festival Jazz Internasional Suara Musi, Ucok Abdulrauf Damenta sendiri menilai, masyarakat Kota Palembang masih kekurangan sarana hiburan untuk dinikmati bersama. Oleh sebab itu, kebanyakan warga lokal cenderung pergi ke luar daerah atau luar negeri untuk mencari hiburan.
Menurut pria yang pernah menjabat sebagai Penjabat (Pj) Wali Kota Palembang itu, Festival Jazz Internasional Suara Musi memang diperuntukkan sebagai sarana hiburan masyarakat agar lebih berwarna.
“Kita melihat masyarakat Kota Palembang bahagianya selalu dibawa keluar, dibawa ke Jakarta, Singapura, ke luar negeri. Sekarang kita buat agar masyarakat juga punya hiburan kelas dunia di sini, di Kota Palembang,” kata Ucok dalam sambutannya.
Salah satu pengunjung Festival Jazz Internasional Suara Musi tengah mengabadikan penampilan musisi jazz menggunakan kamera ponselnya, Sabtu 30 November 2024. (Foto: Wisnu Akbar Prabowo/Ketik.co.id)
Dia menambahkan bahwa musik jazz dapat menstimulasi otak dan mengurangi depresi, sehingga cocok untuk dibawakan di kota besar, di mana aktivitas masyarakat terjadi begitu cepat dan padat.
Dengan begitu, Ucok menginginkan festival-festival seperti ini lebih digalakkan lagi, khususnya di Kota Palembang. Sebab, selain menjadi sarana hiburan, festival musik juga bisa mendongkrak perekonomian daerah melalui pariwisata yang ditawarkan.
Selain itu, Ucok menganggap penyelenggaraan festival musik tingkat mancanegara juga akan menguatkan nama Kota Palembang di kancah internasional, menjadikan Kota Palembang sebagai destinasi yang ditunggu-tunggu para wisatawan.
“Inilah wujud persembahan kita. Ini semua harus kita rawat dan kita jaga dari semua hal, termasuk keamanan dan kebersihan. Kita buktikan bahwa masyarakat Kota Palembang adalah masyarakat besar yang disegani dunia,” tutupnya.
Sementara itu, Pj Wali Kota Palembang, Cheka Virgowansyah menekankan, salah satu tugas pemerintah adalah memastikan dan membuat masyarakat merasa bahagia.
Salah satu cara efektif yang dapat membuat masyarakat merasa senang adalah dengan mengadakan panggung-panggung hiburan seperti Festival Jazz Internasional Suara Musi.
“Banyak hal yang bisa dilakukan untuk membuat kota ini semakin besar. Tugas pemerintah adalah membuat masyarakat Bahagia,” kata dia.
Senada dengan apa yang disampaikan Ucok, Cheka juga berharap acara-acara bertaraf internasional seperti ini terus dipertahankan oleh pemerintah, khususnya Pemerintah Kota Palembang.
Paling tidak, menurut Cheka, ketika para wisatawan atau masyarakat lokal datang ke suatu acara, mereka bisa melontarkan senyuman-senyuman indah yang bisa membuat suasana menjadi lebih baik. (*)