KETIK, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tidak hadir di Rapat Paripurna DPRD Jawa Timur Tahun Sidang 2025. Dia diwakili Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak. Emil menyampaikan perlunya Penyertaan Modal pada Perusahaan Perseroan Daerah Bank Perekonomian Rakyat Jawa Timur. Itu itu disampaikan dalam Nota Penjelasan Gubernur Jawa Timur terhadap Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Jatim, Rabu 14 Mei 2025.
Disebutkan, pengajuan Raperda merupakan tindak lanjut dari amanat Pasal 21 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yang menyatakan penyertaan modal daerah diatur melalui Peraturan Daerah (Perda).
Dibacakan oleh Emil, Pemprov Jatim sebelumnya memiliki Perda Nomor 8 Tahun 2013 tentang Penyertaan Modal dan telah beberapa kali diubah. Terakhir menjadi Perda Nomor 11 Tahun 2019.
"Dengan adanya rencana penyertaan modal pada PT Bank Perekonomian Rakyat Jawa Timur (Perseroda), Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengusulkan adanya Perda baru, dengan menghapus sebagian materi penyertaan modal di Perda Nomor 8 Tahun 2013 dan Perda perubahannya," jelas Emil.
Rapat Paripurna DPRD Jawa Timur Tahun Sidang 2025 (Foto: Martudji/Ketik.co.id)
Lanjut Emil, bahwa penyertaan modal sangat penting untuk mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jatim, yang jumlahnya terus bertambah.
"Berdasarkan data sensus ekonomi tahun 2016, Provinsi Jawa Timur memiliki 9,7 juta UMKM, naik 2,9 juta dari tahun 2012. Semakin meningkatnya jumlah UMKM ini perlu diiringi dengan penguatan peran lembaga pembiayaan untuk memberikan akses permodalan dengan skema yang ramah UMKM," urai Emil.
Bank Perekonomian Rakyat Jawa Timur, yang kini berbentuk Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda), memiliki fokus utama pada penyaluran kredit untuk UMKM dan sektor pertanian.
"Salah satu produk unggulannya adalah Paket Kredit Pertanian Jawa Timur (PKPJ), yang sejak diluncurkan pada Mei 2015, telah menyalurkan lebih dari Rp2 triliun kepada 53.600 petani. Dalam rangka memperkuat struktur permodalan dan mendorong pertumbuhan usaha, Pemprov Jatim mengusulkan penambahan modal sebesar Rp500 miliar untuk PT Bank Perekonomian Rakyat Jatim (Perseroda)," ucapnya.
Penambahan modal ini diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta memperluas akses pembiayaan untuk pelaku usaha kecil di Jatim. Penambahan modal sesuai dengan ketentuan Pasal 23 ayat (1) huruf a dan b Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017, yang mengatur bahwa penyertaan modal daerah untuk BUMD dapat dilakukan untuk pengembangan usaha dan penguatan struktur permodalan.
"Demikianlah penjelasan mengenai Raperda ini, semoga dapat memberikan gambaran mengenai urgensi pengusulan Raperda untuk memperkuat struktur permodalan BUMD di Jawa Timur," tutup Emil. (*)