KETIK, TRENGGALEK – Mantan goal getter Timnas Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto resmi mendampingi Indra Sjafri menjelang perhelatan Piala Asia U-20.
Bergabungnya Kurniawan mengingatkan kita semua kolaborasinya bersama Indra Sjafri membawa pulang medali emas SEA Games 2023 ke tanah air setelah puasa medali emas selama 32 tahun. Pendeknya, cinta lama bersemi kembali (CLBK).
Tak hanya itu, kehadiran Kurniawan juga melengkapi staf kepelatihan Indonesia U-20 bersama Bima Sakti, Eko Purdjianto, Sahari Gultom, dan Alex Aldha Yudi.
Staf kepelatihan ini merupakan susunan Indra Sjafri saat Indonesia meraih medali emas SEA Games 2023. Bergabungnya Kurniawan seakan mempertegas sekaligus kode Indra Sjafri ingin mengulangi memori indah bersama Kurniawan. Tentu ini menjadi sesuatu yang menarik. Sebesar apa pengaruhnya terhadap tim. Mengingat Piala Asia U-20 tinggal menghitung hari.
Secara matematis kekuatan Indonesia yang akan tampil di Piala Asia U-20 hampir jelas. Itu bisa dilihat saat mengikuti Challenge Series 2025. Mengalami dua kali kekalahan dan sekali menang. Meski kita masih meraba-raba kekuatan pasukan Indra Sjafri yang sebenarnya. Muncul spekulasi jika kekuatan dan taktik yang sebenarnya masih tersimpan agar tidak dibaca lawan.
Apa pengaruh kehadiran Kurniawan di Timnas
Secara umum, merubah kekuatan tim dalam waktu singkat tentu bukan perkara mudah. Tak terkecuali menaikan level permainan tim. Tapi dalam sepak bola sentuhan tangan dingin pelatih bisa saja menjadi magnet besar bagi para pemain. Sangat mungkin motivasi akan lebih terpacu, sehingga bisa meningkatkan level permainan.
Kepiawaian pelatih dalam menerjemahkan taktik kepada anak asuhnya juga akan dipengaruhi oleh siapa yang menyampaikan dan cara yang digunakan.
Ini artinya, kehadiran Kurniawan yang jauh-jauh datang dari Italia tentu bukan hal yang sederhana. Pasti ada sesuatu yang dibutuhkan terhadap mantan pemain Sampdoria tersebut.
Tak hanya itu, Kurniawan, Bima Sakti, Eko Purdjianto merupakan mantan pemain PSSI Primavera yang berguru di Italia di bawah asuhan pelatih Danurwindo. Mungkin saja kolaborasi keilmuannya bisa menjadi daya kekuatan, sekaligus meloloskan Indonesia, minimal di babak fase grup.
Sehebat apa Kurniawan saat menjadi pemain
Pemain ini seangkatan dengan striker ganas asal Thailand Kiatisuk S. Bahkan bersama Kiatisuk Kurniawan dianggap striker terbaik di kawasan Asia Tenggara. Selain sama-sama striker murni, keduanya rajin mencetak gol saat bertanding.
Kurniawan menjadi orang Indonesia pertama bahkan di Asia Tenggara yang bermain di kasta tertinggi Seri A Italia bersama Sampdoria. Capaian ini bukan hanya menjadi kebanggaan Indonesia tapi juga menggegerkan negara-negara di Asia Tenggara ataupun Asia.
Tidak hanya dikenal di Indonesia, Kurniawan mempunya fans di beberapa negara Asia Tenggara. Bahkan saat timnas bertanding di luar negeri namanya menjadi pertama kali yang ditanyakan para penggemarnya. Bahkan, Kiatisuk pun kurang pas jika bertemu Indonesia tanpa Kurniawan.
Berharap memori medali emas SEA Games 2023 terulang
Banyak publik di tanah air saat ini meragukan kekuatan tim yang diasuh Indra Sjafri yang akan tampil di Piala Asia 2025. Selain melihat dari hasil Challenge Series 2025, taktik pelatih asal Sumbar dianggap kurang jitu. Salah satu gagal menang lawan Yordania yang hanya bermain dengan 10 orang.
Jika boleh jujur, kejadian ini sama saat Indra Sjafri mengarsiteki tim SEA Games 2023. Selain tidak termasuk tim unggulan, publik di tanah air kala itu meragukannya. Tapi yang terjadi sebaliknya. Indra Sjafri membayar tuntas target yang diemban. Hebatnya lagi, Indonesia menang dramatis atas Vietnam di babak semifinal. Padahal hanya bermain dengan 10 orang setelah Pratama Arhan diusir wasit setelah mendapat kartu merah (*)