KETIK, LUMAJANG – PT. Sinergi Gula Nusantara (SGN) PG Jatiroto Lumajang menyatakan, walaupun Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diterima oleh petani tebu di Lumajang cukup besar, namun sampai akhir tahun 2024 seluruh kredit tersebut berhasil dilunasi oleh para petani.
Ini terjadi karena pihaknya sangat selektif dan berhati-hati dalam memberikan rekomendasi kredit kepada petani tebu. Selain itu, bagi petani yang memiliki kredit, juga dikawal betul agar mengirimkan tebunya ke PG Jatiroto, sehingga pada saat pencairan uang DO hasil lelang gula bisa langsung dipotong untuk angsuran kepada bank pemberi kredit.
Manajer Keuangan dan Umum PG Jatiroto Apit Eko Prihantono, SE, MM kepada media ini mengatakan, selain petani yang perolehan kreditnya memang mendapatkan rekomendasi dari PG Jatiroto, sejumlah petani lainnya juga dibantu pemotongan pembayarannya agar lebih mudah dalam melakukan pelunasan pinjaman.
"Kalau mereka minta bantuan kita, ya kita bantu. Mereka maunya tidak ribet dengan pembayaran angsuran dan langsung kita potong dari dana bagi hasil mereka. Dan hasilnya memang menjadikan nol tunggakan kepada bank pemberi kredit," kata Apit Eko Prihantono pada saat kami wawancara di kantornya.
Apit kemudian menjelaskan untuk tahun 2023/2024, ada dua bank yang memberikan kredit kepada petani tebu di Lumajang yakni BNI dan Bank Jatim.
"Untuk KUR Bank Jatim nilai kreditnya untuk petani tebu lebih dari Rp4,5 Miliar, sedangkan BNI Rp38,6 Miliar lebih. Alhamdulillah semuanya terbayar lunas, termasuk kredit di luar KUR yang juga diterima petani tebu Lumajang," jelas Apit Eko Prihantono.
Masih kata Apit, tahun ini rencananya PG Jatiroto bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lumajang dan Bank Jatim Cabang Lumajang, akan menyalurkan KUR Khusus Tebu yang mempunyai kelebihan khusus dibanding KUR yang sudah ada.
"Semoga dengan adanya kredit ini dapat membantu para petani untuk meningkatkan prodiktivitas tebu nya, meningkatkan kesejahteraan nya dan dapat membantu pemerintah dalam program swasembada gula nasional," ujar Apit kemudian. (*)
