KETIK, MALANG – Warga Madyopuro turut andil dalam perayaan HUT ke-111 Kota Malang yang jatuh pada 1 April 2025 nanti. Gelaran Madyopuro Mangano telah disiapkan dengan menghadirkan 111 stand kuliner.
Ketua RW 18 Kelurahan Madyopuro, Reza Setyawan menjelaskan bahwa kegiatan akan berlangsung pada 4-10 April 2025 di sepanjang Jalan Danau Jonge dan Terminal Madyopuro, Kota Malang.
Ia menyampaikan bahwa Madyopuro Mangano menjadi uji validasi pertama dalam menguatkan daya dukung pembangunan Madyopuro.
Ada banyak kelompok masyarakat yang terlibat, mulai dari Paguyuban Ketua RW Madyopuro, LPMK, BKM, Karang Taruna dan beberapa Organisasi Kemasyarakatan di Kelurahan Madyopuro.
"Mereka ikut bekerja secara gotong royong dari awal. Inilah modal dasar utama yang menjadi pondasi kokoh untuk kesadaran hidup bersama dalam membangun kawasan Madyopuro ke depannya,” ujarnya, Senin 10 Maret 2025.
Rencana untuk menyediakan 111 space stan dan ruang budaya Wisata Kuliner Halal juga telah dipersiapkan. Reza menyampaikan bahwa 111 space menjadi simbol usia Kota Malang di tahun 2025 ini.
"Dari 111 space yang sudah disediakan oleh Pokjamas Madyopuro, 57 space akan diberikan kepada 57 kelurahan se-Kota Malang. Harapan kami bisa diisi dan dimanfaatkan oleh seluruh 57 kelurahan untuk showcase pemasaran produk unggulan kulinernya. Showcase ini juga untuk membuka ruang kolaborasi dan investasi,” terangnya.
Lokasi Madyopuro sendiri terbilang cukup strategis sebab terdapat exit Tol Malang-Pandaan. Kondisi tersebut menjadikan Madyopuro sebagai wajah dan pintu masuk Kota Malang.
Terdapat potensi yang bisa dioptimalkan, mulai dari Terminal Madyopuro, Velodrome, area perkemahan, dan juga beberapa spot wisata religi, budaya, edukasi, dan olahraga.
Gelaran tersebut akhirnya mendapatkan apresiasi dari Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat. Terlebih diharapkan Madyopuro Mangano diharapkan jadi pemantik pergerakan ekonomi.
“Madyopuro menjadi pintu gerbang masuk Kota Malang, maka wajah Kota Malang ada di sini. Event seperti ini memiliki nilai strategis, dan ini bagian dari strategi memecah keramaian sekaligus menghidupkan simpul ekonomi baru,” ujar Wahyu.
Menurutnya gelaran tersebut sejalan dengan semangat program kerjanya untuk 1.000 event setiap tahunnya. Ia pun turut mendorong daerah lain untuk ikut menginisiasi event-event baru.
“Karena kami sudah mengkaji, satu event saja sudah bisa membawa dampak positif bagi perekonomian. Semoga inisiatif-inisiatif semacam ini juga muncul di wilayah lain,” tandasnya.(*)