Sisihkan Uang Hasil Jual Gorengan, Nurul Tak Sangka Mimpi Berhaji Bersama Suami Terwujud

20 Juni 2025 11:01 20 Jun 2025 11:01

Thumbnail Sisihkan Uang Hasil Jual Gorengan, Nurul Tak Sangka Mimpi Berhaji Bersama Suami Terwujud
Pasangan haji asal Sumenep, Madura, Nurul Hasanah dan suami Muhammad Latif tiba di Asrama Haji Surabaya, Kamis 19 Juni 2025. (Foto: PPIH Debarkasi Surabaya)

KETIK, SURABAYA – Ungkapan kalimat, "Usaha Tak Mengkhianati Hasil" ternyata benar-benar ada. Hal ini dibuktikan dari cerita pasangan suami istri (pasutri) asal Sumenep, Nurul Hasanah dan Muhammad Latif.

Nurul Hasanah menceritakan, mimpinya bisa menunaikan ibadah haji bisa terwujud. Usaha untuk mewujudkan niatnya pergi ke baitullah itu ia lakukan dengan menyisihkan hasil uang berjualan gorengan keliling.

"Sehari-hari saya jualan gorengan seperti ote-ote dan pisang goreng. Rata-rata keuntungan yang saya peroleh perhari sekitar Rp 20 ribu," katanya.

Selain berjualan keliling, Nurul juga ikut menjajakan dagangannya di acara pesta, seperti pernikahan, khitanan, atau pengajian umum.

Saat ikut jualan pada acara pesta, Nurul menjajakan rujak. "Lumayan bisa dapat keuntungan lebih banyak," lanjutnya.

Sedikit demi sedikit hasil keuntungan berjualan gorengan itu kemudian Nurul sisihkan dan mendaftar haji pada 2012 yang lalu ketika suaminya masih sehat.

Hingga pelunasannya harus dilakukan dengan berjuang semampunya karena suaminya Muhammad Latif sudah tidak bekerja.

"Saat itu suami berhasil dengan usaha jual beli rumah di Malaysia," terang wanita 58 tahun itu.

Namun di tengah kebahagiaan yang dialami pasutri ini, cobaan harus kembali dialami. Suami Nurul terkena serangan stroke pada 2015.

Ia harus berjuang sendirian di Negeri Jiran. Nurul masih ingat, dirinya membawa suaminya berobat di Malaysia dan semua biayanya ditanggung sendiri, tanpa asuransi.

"Subhanallah, bisa dibilang kami habis-habisan menggunakan harta kami untuk pengobatan suami saat itu," kenangnya.

Nurul berujar, suaminya terkena stroke karena ada pembuluh darah ke otak yang pecah. Sehingga harus dilakukan operasi. Perjuangan tak berhenti dibayar membayar saja, melainkan doa dan dukungan Nurul ke suaminya agar cepat pulih.

"Saat itu saya sempat koma selama 15 hari," timpal Latif yang duduk di kursi roda. Latif melanjutkan, biaya pengobatan selama di Malaysia sebesar Rp500 juta.

Selama di Tanah Suci, Nurul merasa bersyukur karena mendapatkan kamar yang berdekatan dengan suami dan satu lantai, baik itu di Madinah atau Makkah.

Ia juga menuturkan, selama berhaji. Nurul sebisa mungkin mendorong kursi roda suaminya.

"Ketika tawaf, saya naik mobil golf dengan biaya sekitar satu juta. Layanan ini resmi dari pemerintah Saudi," ujarnya.

Selain menggunakan mobil golf. Nurul juga sempat meminta tolong ke sesama jemaah dengan membayar 500 ribu.

"Kalau membayar jasa dorong warga setempat, bagi saya terlalu mahal. 

Nurul Hasnah dan suaminya Muhammad Latif, jemaah haji kloter 24 ini sangat bersyukur dapat berangkat haji. Kini keduanya sudah pulang ke rumah, di Desa Banasare Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Madura. (*)

Tombol Google News

Tags:

Haji2025 Info haji 2025 Asrama Haji PPIH Surabaya haji sumenep