KETIK, PROBOLINGGO – Musim tanam Tembakau di Kabupaten Probolinggo Mulai berjalan. Bahkan, beberapa petani yang menanam di bulan April sudah bersiap memanen tanamannya.
Namun, ancaman turunnya harga juga mulai membuat petani khawatir. Hal ini disebabkan, karena curah hujan yang terjadi, sehingga menyebabkan mutu Tembakau menurun.
Tahun lalu, harga Tembakau rajang Probolinggo berkisar Rp 68.000 sampai Rp 80.000 di tingkat petani. Namun, kualitas Tembakau tahun lalu sangat baik, disebabkan faktor cuaca panas yang mendukung, sehingga mutu Tembakau Probolinggo bermutu baik.
Menyikapi kemungkinan turunnya kualitas pada musim Tembakau tahun ini, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Probolinggo tetap mengimbau seluruh Pabrikan dari skala kecil sampai besar, agar tetap membeli Tembakau rajang petani di kisaran harga terendah sebesar Rp 60.000 per kilo.
"Tembakau adalah komoditas yang banyak ditanam oleh Petani Probolinggo. Tahun ini, areal tanam sekitar 12.100 hektare lahan. Jika sampai harga anjlok seperti isu yang berkembang, ini bisa memicu gesekan sosial di tengah masyarakat," ungkap Ketua HKTI Kabupaten Probolinggo Ir Agus Salehuddin kepada ketik.co.id, Selasa, 17 Juni 2025.
Gesekan sosial yang dimaksud, karena tahun lalu harga Tembakau berkisar Rp 68.000 sampai Rp 80.000 per kilo.
"Kita pahami bahwa Tembakau adalah bahan baku utama rokok. Harga jual rokok terus meningkat tiap tahunnya. Jika tahun ini harga terlalu rendah, bahkan Tembakau petani tidak dibeli. Maka, kemungkinan besar akan menimbulkan gesekan sosial, karena ketidakpuasan Petani. Apalagi, petani sudah banyak yang menggantungkan harapan ekonominya pada musim Tembakau tahun ini," ujarnya.
Ketika disinggung soal kenapa harus di kisaran harga terendah Rp 60.000 per kilo, Ir Agus mengaku melihat dari aspek ekonomis sesuai Harga Pokok Produksi (HPP) di tingkat Petani.
"HPP petani di kisaran Rp 33.600 per kilo, dengan kualitas tanaman di lahan sedang sampai baik. Itu perhitungan biaya tanam sampai biaya rajang," jelasnya.
Sedangkan Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo H. Rahman saat mendampingi Ketua HKTI, kepada ketik.co.id mengatakan, salah satu kendala pada musim Tembakau tahun ini, ada beberapa faktor diantaranya, curah hujan yang bisa mengurangi mutu Tembakau Rajang, persediaan Tembakau tahun lalu yang belum laku terjual dan menurunnya omset penjualan pabrikan rokok skala kecil menengah, akibat ketatnya peraturan cukai.
"Tahun ini, cuacanya kurang baik-baik saja. Tembakau jika sering kena air hujan, biasanya mutunya kurang baik. Selain itu, petani juga harus memerhatikan umur petik daun Tembakau, harus benar benar tua. Jika mutu baik, insyaAllah harga akan baik," katanya. (*)