KETIK, JEMBER – Sepekan diberlakukan sistem satu arah (SSA) lingkar kampus Jember, Polisi Resort (Polres) Jember mulai menyerap aspirasi dari berbagai lapisan masyarakat.
Kapolres Jember AKBP Moh Nurhidayat mengatakan, kegiatan serap aspirasi ini dilakukan perdana usai paparan Diskusi Publik yang digelar pada Senin (16/10/2023) lalu. Menindaklanjuti dan mengembangkan masukan-masukan yang ditampung.
Dalam hal itu, Polres Jember turut mengundang perwakilan dari ojek online, Pedagang Kaki Lima, tokoh masyarakat, akademisi Universitas Jember, hingga OPD terkait salah satunya Dinas Perhubungan (Dishub) Jember.
Nantinya, masukan tersebut akan ditindak lanjuti sebagai acuan menetapkan keputusan pemberlakuan sistem satu arah lingkar kampus. “Sementara masih tahap uji coba pada pagi dan sore, kurang lebih berjalan seminggu,” ucap Nurhidayat, Rabu (18/10/2023).
Pihaknya telah menugaskan jajaran intelijen untuk menampung aspirasi warga. Misalnya terkait keluhan ojek online yang mengaku rugi karena jarak lebih jauh sedangkan upah tetap.
“Aplikasi yang tidak mengakomodir waktu uji coba, secara GPS ada aturan kalau 2 jam itu tidak bisa dibaca secara sistem,” jelasnya.
Sementara, jajaran Satlantas juga dikerahkan untuk menganalisa dampak lingkungan lalu lintas. Akibat SSA kerap terjadi pelanggaran lawan arah.
“Manusiawi yang awalnya mereka dengan jarak dekat menjadi jarak jauh mereka akan memotong kompas,” imbuh Nurhidayat.
Ditanya soal kemungkinan SSA diberlakukan secara permanen, Nurhidayat tidak menampik. “Bisa jadi memungkinkan dilakukan 24 jam,” katanya.
Meski terdapat banyak penolakan masyarakat, dirinya menyebutkan ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan SSA diberlakukan permanen.
“SSA itu dampaknya memang jauh, bukan dekat. Tetapi kelancaran, kenyamanan, dan keselamatan arus lalu lintas juga menjadi pertimbangan yang lebih penting,” pungkasnya.(*)