KETIK, SURABAYA – Kota Surabaya sudah mulai melaksanakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di beberapa sekolah. Namun, beberapa kantin sekolah mengalami penurunan penjualan terdampak program tersebut.
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi D DPRD Surabaya Dr Michael Leksodimulyo,MBA, MKes menyebut dirinya sangat mendukung program pemenuhan gizi untuk pelajar di Surabaya, namun dirinya juga menyayangkan adanya dampak negatif dari MBG ini.
"Saya juga merasa prihatin bahwa program yg bagus tetapi mematikan usaha UMKM di kantin. Kantin ini isinya adalah UMKM yang ada di kampung-kampung sekitar sekolah. Dan ketika ada MBG ini kita harusnya merangkul mereka," jelasnya di Gedung DPRD Surabaya pada Rabu 15 Januari 2025.
Michael menjelaskan jika nantinya menu UMKM tidak sesuai dengan standarisasi gizi anak-anak, maka seharusnya pihak Badan Gizi Nasional harus memberikan pelatihan khusus.
"Kalaupun mereka belum memenuhi syarat pemenuhan gizi anak ya kita berikan pelatihan, pembimbingan sehingga mereka bisa mengelola dengan baik," jelasnya.
Dirinya juga menjelaskan MBG ini tidak melibatkan UMKM menengah ke bawah, tapi melibatkan vendor katering
"Tapi kenapa kita MoU dengan orang-orang yang tidak tahu rantai simbiosis mutualisme dari penyediaan makanan ini," jelas Politisi PSI ini.
Adanya dampak negatif untuk kantin sekolah, dr Michael menyarankan para UMKM di sekolah seharusnya dibina sehingga memiliki pertambahan ekonomi.
"Jadi perusahaan katering ini bisa mendatangi ibu-ibu di kantin kemudian anak-anak diberikan voucher. Jadi uang jajan anak-anak itu bisa ditabung," tuturnya.
Nantinya, voucher makanan ini dapat ditukarkan dengan makanan sehat yang melibatkan pedagang kantin.
"Jadi ini bisa berputar dengan baik. Kalau diberikan ke perusahaan katering ya mohon maaf yang sudah kaya jangan dipertahankan seperti itu, kita harus memikirkan UMKM di bawah," papar Michael.
Tak hanya itu, Michael juga mendorong pihak sekolah melakukan quality control untuk memastikan hidangan yang disediakan memiliki kualitas yang bagus.
"Tapi harus ada yang mengecek dulu oleh pihak sekolah. Jadi ketika ada sesuatu bau yang kurang nyaman, sayur yang tidak fresh sebaiknya jangan dibagi MBG-nya. Sehingga dampak buruk tidak ada pada anak-anak," jelas dr Michael.
"Selain itu, ajarkan anak-anak untuk menghargai makanan jangan sampai tersisa. Jadi pihak sekolah harus memberikan edukasi ke anak-anak untuk menghargai makanan," pungkasnya. (*)