KETIK, SURAKARTA – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) berhasil menduduki posisi kedua pemeringkatan UNS Jawametric tahun 2025. Peringkat ini merupakan bentuk apresiasi sekaligus pengakuan institusional terhadap Unesa yang sudah berkomitmen dalam melestarikan seni-budaya Jawa menjadi satu kesatuan dalam pelaksanaan tridarma perguruan tinggi.
Penghargaan ini diterima langsung oleh Wakil Rektor III Unesa, Bambang Sigit Widodo dari Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon pada malam penganugerahan di Pendapa PUI Javanologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Selasa 3 Juni 2025.
Wakil Rektor III Unesa, Bambang Sigit Widodo mengatakan penghargaan ini merupakan prestasi yang membanggakan bagi Unesa. Penghargaan UNS Jawametric akan terus menjadi motivasi bagi Unesa untuk melestarikan budaya Jawa agar dapat dinikmati oleh generasi penerus bangsa di masa yang akan datang.
"Ini penghargaan yang keren. Unesa berhasil konsisten mempertahankan posisi dalam top 3 UNS Jawametric. Ini menjadi kebanggaan sekaligus motivasi dalam melestarikan seni-budaya Jawa," jelas Bambang, Sabtu 7 Juni 2025.
Berbagai langkah dilakukan Unesa dalam melestarikan budaya Jawa di antaranya. Pertama, melalui Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) yang menjadi lokus pengembangan program, riset, dan publikasi bidang seni-budaya, termasuk Jawa di Unesa.
Kedua, melalui program studi (prodi). Unesa, memiliki Prodi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa (PBSJ), yang sudah mendapatkan akreditasi internasional dari AQAS yang berbasis di Jerman.
"Jadi, di PBSJ ada rutinitas yang unik mewarnai perkuliahan dan bimbingan skripsi, di mana setiap Kamis Kliwon mahasiswa dan dosen wajib mengenakan busana Jawa," tambahnya
Lalu ketiga, Unesa memiliki Pusat Unggulan Iptek Seni Budaya yang fokus mengembangkan program, dan keunggulan Unesa di bidang seni-budaya. Keempat, mendirikan pemeringkatan dunia bidang seni-budaya, Unesa Artric yang diikuti lembaga dalam dan luar negeri.
Kelima, Unesa membuka kelas bahasa dan budaya Jawa di luar negeri dalam hal ini di Malaysia. Keenam, karya ilmiah, termasuk tugas akhir berbahasa Jawa bagi mahasiswa PBSJ, dan arsitektur sejumlah gedung kampus yang didesain khas Jawa. Ketujuh, busana adat Jawa. Tidak hanya pada kegiatan seni-budaya, tetapi menjadi program rutin setiap Kamis Kliwon.
"Di luar itu, banyak sekali program dan kegiatan bernuansa seni-budaya Jawa," pungkasnya. (*)