KETIK, SURABAYA – Dinas Peternakan Provinsi Jatim mengidentifikasi sebanyak 30 kabupaten dan Kota di Jawa Timur yang mengalami kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang kembali merebak.
Berdasarkan data yang diperoleh dalam kurun waktu dua bulan mulai November hingga Desember 2024, sebanyak 6.072 kasus dan sebanyak 282 ekor di antaranya terlaporkan mati.
"Sehingga dengan jumlah itu maka rata-rata laporan kasus PMK di Jawa Timur pada bulan Desember telah mencapai di atas 100 kasus per hari," ucap Kepala Dinas Peternakan Jatim, Indyah Aryani kepada Ketik.co.id, Jumat, 3 Januari 2025.
Wanita yang akrab disapa Indy mengatakan Dinas Peternakan yang ada di kabupaten dan kota telah melakukan tindakan pengobatan hewan ternak yang terjangkit.
"Kami lakukan dengan memberikan terapi suportif berupa analgesik, antipiretik, vitamin dan antibiotik," ucapnya.
Selain itu, Indy mengatakan beberapa kabupaten juga telah dilakukan pengambilan sampel dan dilakukan pengujian di Balai Besar Veteriner Wates dan Balai Besar Veteriner Farma PUSVETMA Surabaya.
"Ini sebagai laboratorium rujukan PMK di Indonesia dengan menunjukkan hasil positif terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)," terangnya.
Indy menyebutkan beberapa gejala hewan ternak yang mengalami PMK seperti adanya kelemahan dan kepincangan akut pada kelompok hewan peka. Adanya air liur yang berlebihan, terlihat menggantung, air liur berbusa di lantai kendang.
Selain itu, lepuh atau vesikel dan erosi di dalam mulut, lidah, gusi, nostril, kulit sekitar teracak kaki dan/atau pada puting susu, demam tinggi mencapai 410 derajat Celsius.
Hewan dalam keadaan sakit dan lebih sering berbaring dan penurunan produksi susu pada sapi perah yang drastis. (*)