KETIK, MALANG – Jajaran Pengurus dan Pengawas Yayasan Universitas Islam Malang (Unisma) periode 2025-2029 telah resmi dilantik pada Rabu 2 Januari 2025. Momentum itu, Ketua Dewan Pembina Yayasan Unisma, Mohammad Nuh meminta pengurus baru tidak terlena pada kejayaan masa lalu.
Sudah hampir 45 tahun yang lalu, para pendiri Unisma merealisasikan gagasan yang luar biasa. Yayasan Unisma membidani lahirnya Kampus Unisma, Rumah Sakit Islam (RSI) Unisma, hingga badan usaha lainnya.
Hal tersebut menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi pengurus dan pengawas Yayasan Unisma periode 2025-2029 agar dapat melebarkan sayapnya.
"Menjadi tantangan kita semua, masa gak bisa merawat warisan luar biasa ini dan mengembangkan makin baik. Kita tugasnya merawat, mengembangkan, dan meneruskan agar warisan pendiri Unisma tumbuh berkembang," ujarnya.
Ia percaya bahwa setiap masa memang memiliki persoalannya sendiri, namun harus diingat bahwa dalam persoalan itu juga ada peluang dan jawaban yang bisa dicari. Tak hanya belajar dari masa lalu, pengurus juga harus mengantisipasi apa yang akan datang di masa depan.
"Kalau abai dan tidak belajar dari masa lalu, kita akan memulainya sendiri maka lebih mahal dan berisiko tinggi. Jadi harus belajar pada kelebihan dan kekurangan masa lalu, disesuaikan dengan perkembangan zaman," tegasnya.
Menteri Pendidikan Nasional Indonesia periode 2009-2014 itu juga berpesan agar Yayasan Unisma dapat mengikuti kultur digital yang kini tengah dialami oleh para mahasiswa.
"Semua harus transformasi digital, tata kelola dan pembelajaran berbasis digital. Dengan demikian kita gak akan kehilangan masa depan dan memberi layanan terbaik kepada para generasi digital," tutupnya.
