KETIK, PROBOLINGGO – Dilaporkan hilang sejak Minggu (18/6/2023) petang, MRA (4) Balita asal Dusun Kacangan, Desa Watuwungkuk, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo ditemukan meninggal pada Senin (19/6/2023) pagi.
Jasad MRA ditemukan mengambang di saluran Irigasi tak jauh dari rumahnya.
Agus Harianto Kepala Dusun Kacangan, Mengungkapkan jasad MRA pertama kali ditemukan oleh salah seorang pekerja proyek pembangunan saluran irigasi.
"Ditemukan tadi pagi sekitar jam 07.30 WIB. Oleh salah seorang pekerja proyek irigasi yang hendak mengambil air di saluran," ungkapnya, Senin (19/6/2023).
Dijelaskanya, pada saat ditemukan kondisi jasad MRA sudah dalam posisi mengambang di saluran irigasi yang tengah dalam proses pengerjaan itu. Setelah ditemukan, jasadnya langsung dievakuasi oleh warga dan pihak keluarga kerumahnya.
Dan untuk memastikan kondisinya, MRA sempat dibawa ke RSU Wonolangan, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo.
"Jasadnya sempat dibawa ke RSU Wonolangan untuk mendapatkan perawatan. Namun oleh pihak rumah sakit, ternyata korban sudah dinyatakan meninggal dunia sebelum mendapatkan perawatan medis," jelasnya.
Sementara itu, Kapolsek Dringu Iptu Anshori menyampaikan berdasarkan hasil olah TKP yang dilakukan oleh anggotanya. Diketahui jika kubangan air yang ada di dalam saluran air yang tengah dibangun itu memiliki kedalaman hingga 4 Meter.
"Diduga korban MRA terjatuh atau terpeleset ke dalam saluran, lantas tenggelam karena tak bisa berenang. Ditambah kondisi tebing saluran yang dalam dan curam sehingga membuat korban tenggelam," katanya.
Disebutnya berdasarkan hasil otopsi luar yang dilakukan oleh Tenaga Medis (Nakes) RSU Wonolangan terhadap jasad korban, tidak ditemui adanya bekas luka penganiayaan penganiayaan yang terdapat pada tubuh korban.
Sehingga kasus ini murni diakibatkan oleh faktor kelalaian dari orang tua. "Bukan karena kecelakaan, namun lebih pada faktor kelalaian orang tua dalam menjaga anaknya," sebutnya.
Namun demikian, pihak keluarga MRA sudah menerima dan menganggap peristiwa itu sebagai sebuah musibah. Terlebih mereka telah menolak untuk dilakukan proses otopsi lanjutan dan memilih untuk segera memakamkan jasad anggota keluarganya itu.
"Dari kasus ini, kita mendapat pelajaran penting. Sebagai orang tua agar lebih waspada dan hati-hati dalam dalam menjaga anak-anaknya dirumah," pungkasnya (*)