KETIK, BANDUNG – Puteri Indonesia Jabar 2024, Harashta Haifa Zahra, yang akrab dipanggil Tata merupakan gadis kelahiran Garut,5 September 2003 yang kini tinggal di Kota Bandung. Ia menggaungkan advokasi yang dikenal dengan nama 'Mother of Nature: Food Waste Based on Bandung Darurat Sampah'.
"Advokasi ini dilakukan dengan mengedukasi supaya selalu memilah, menghabiskan makanan, dan mengambil makanan secukupnya, guna meminimalisir sampah organik yang dihasilkan seperti di beberapa sekolah dan komunitas di Kota Bandung," kata Tata kepada media online nasional Ketik.co.id, Minggu (21/01/2024).
Pemilik akun media sosial Instagram @harashtata mengaku telah berupaya berkolaborasi dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Catering di Bandung Raya untuk mengurangi sampah organik, terutama dalam hal sisa makanan.
"Selain itu, melakukan kolaborasi dengan Yayasan Matahari Kecil yang sudah sukses mengolah sampah organik menjadi kompos melalui maggot BSF di Kota Garut dan Cimahi, serta bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bandung dalam gerakan Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan (Kang Pisman) Sampah," tambahnya.
Mahasiswi S1 Teknik Lingkungan ITENAS Bandung ini berencana ke depannya akan terus melakukan edukasi pengurangan sampah organik, terutama foodwaste dan duplikasi terkait dengan pengolahan maggot BSF untuk sampah organik menjadi kompos di beberapa titik lainnya.
"Tentu dengan berkolaborasi bersama Yayasan Matahari Kecil, serta pengolahan Lodong Sesa Dapur (Loseda) yang merupakan salah satu program komposting dari Kang Pisman. This earth is our only home, together we must protect and cherish it," ujarnya.
Menurutnya, adanya “Bandung Darurat Sampah” yang baru saja terjadi terhitung dari bulan Agustus 2023 membuat Kota Bandung yang tadinya bersih menjadi tidak indah karena tumpukan sampah. Inilah yang menjadi salah satu alasannya ingin terjun langsung untuk membenahi permasalahan lingkungan ini.
Harashta Haifa Zahra, Puteri Indonesia Jabar 2024 (Foto: Wandi Ruswannur/ketik.co.id)
Tata menyebut, berdasarkan data SIPSN tahun 2022, rata-rata komposisi sampah yang ada di Jawa Barat terutama Kota Bandung adalah sisa makanan yang mencapai 44,52 persen.
Sampah sisa makanan ini menghasilkan gas metana yang dihasilkan dari bahan organik, ditambah kekeringan yang terjadi, dan tidak adanya pemilahan menyebabkan adanya kebakaran di TPA Sarimukti hingga terjadi Bandung Darurat Sampah.
"Makanan yang tidak kita habiskan, menjadi permasalahan bagi tempat tinggal. Maka dari itu, saya percaya bahwa hal kecil jugalah yang akan mengurangi permasalahan tersebut," imbuhnya.
Perempuan yang hobi traveling, menyanyi, dan menari ini menuturkan, sejak SMA ia selalu tertarik dengan isu lingkungan di sekitar, dan itu yang menjadi alasannya menjadi mahasiswi Teknik Lingkungan.
Selain melakukan advokasi, ia juga melaksanakan aktivitas lingkungan lainnya, karena sedang mencoba menjadi aktivis lingkungan.
"Saya berharap akan semakin banyak teman-teman yang sadar akan isu lingkungan yang terjadi, terutama sisa makanan yang terbilang cukup diabaikan, padahal sangat berdampak bagi lingkungan," tambahnya.
M"ari sama-sama sadar akan isu lingkungan dan mulai mencoba untuk menjadi agent of chance, karena kalau bukan kita sebagai anak muda, siapa lagi yang akan melakukannya. Habiskan makananmu dan jadilah penyelamat tempat tinggalmu,” tandas Tata.
Daftar prestasi membanggakan yang pernah diraih Tata:
- Mojang Wakil II Kota Bandung 2022
- Gold Award Junior Marching Band Open 2014
- 2nd Place Single Creation Category Tari Kreasi Nusantara 2011
- 3rd Place Marching on The Jungle II Championship 2015
- 4th Place Olimpiade MIPA 2016
- Favourite Winner of Rampak Category Tari Klasik Sunda 2011.(*)