KETIK, BANJAR – Aliyya Salwa Salsabila, akrab dengan panggilan Aya, peraih selempang Putri Pariwisata Indonesia Kalimantan Selatan 2024 ikut menggaungkan lokasi wisata Geopark Meratus.
Menurutnya, Geopark Meratus adalah taman bumi yang mana di dalamnya memiliki tiga pilar utama. Pertama yaitu Geodiversity atau keragaman geologi, kedua yaitu biodiversity atau keanekaragaman hayati, dan yang ketiga yaitu cultural diversity.
Dikatakan Aya, pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melihat potensi besar yang dimiliki dataran dengan terbentangnya pegunungan Meratus. Oleh karena itu, jika ditarik lagi sejarahnya, lokasi tersebut memiliki nilai yang luar biasa secara nasional dan internasional.
"Karena banyak juga penelitian tingkat internasional yang sudah dilakukan di dataran pegunungan Meratus atau di dataran Kalimantan Selatan," katanya kepada media online nasional Ketik.co.id, Senin (05/08/2024).
Pemilik akun media sosial Instagram @aliyyaslsbl itu menyebut Geopark Meratus ini jika diteliti memiliki salah satu batuan purba bentangan alam. Ada juga yang bahkan menyebutkan sebagai laboratorium untuk biodiversity tertua dan terlengkap di dunia.
"Jika ditelisik dari nilai batuannya, Geopark Meratus ini sebagai salah satu dataran tertua yang mana jika kita lihat batuan yang ada di dataran pegunungan Meratus ada di sekitaran 200 juta tahun yang lalu," ungkap anak pertama dari tiga bersaudara serta hobi traveling dan bersosialisasi ini.
Ia menjelaskan bahwa Geopark Meratus merupakan salah satu dataran tertua di Indonesia yang saat ini sudah dilakukan validasi atau assesment bersama timnas global geopark yang disiapkan untuk menjadi salah satu investor geopark baru di Indonesia, karena saat ini sudah berstatus sebagai geopark nasional sejak tahun 2018.
"Geopark Meratus sendiri mengangkat tema Jiwanya Borneo atau The Soul of Borneo. Karena seperti yang kita tahu, dataran pegunungan Meratus melingkupi hampir seluruh kawasan yang ada di Kalimantan Selatan dan bentangannya yang menghasilkan keanekaragaman flora dan fauna dengan keberagaman keunikan," ujarnya.
Aya menyampaikan, upaya untuk menggaungkan geopark ini salah satunya dengan adanya kunjungan oleh tim Unesco Global Geopark dari Vietnam Tran Tan Van dan Hiroko Torigoe dari Jepang. Di mana tim validatornya menilai kelayakan Geopark Meratus agar menjadi salah satu bagian dari naskah global geopark.
"Dan tentunya upaya ini tidak dilakukan serta merta hanya untuk mendapatkan gelar tersebut, tapi juga manfaat dan dampak yang luar biasa apabila kita mendapatkan gelar di naskah geopark itu sendiri," imbuh lulusan Sarjana Hukum Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan.
Dirinya menerangkan, bahwa selain persiapan untuk menyusun naskah global geopark, pemerintah Kalimantan Selatan juga terus berbenah untuk melengkapi fasilitas-fasilitas yang ada selama ini agar lebih nyaman digunakan.
"Fasilitas-fasilitas penunjang sarana prasarananya mulai dari akomodasi, amenitas, dan lain sebagainya. Nah tentunya selain itu juga peran Putra Putri Pariwisata diperlukan untuk mempromosikan kembali salah satunya melalui media sosial," timpalnya.
Kemudian kata Aya, agar Geopark Meratus ini tidak hanya dinikmati oleh masyarakat di tingkat level tertentu saja, namun juga dapat menyeluruh karena seperti yang kita tahu adanya konsep ini hadir dengan tujuan utama selain melestarikan lingkungan juga memberikan edukasi dan mensejahterakan masyarakat.
"Geopark Meratus didorong dengan luar biasa untuk menjadi bagian dari Unesco Global Geopark adalah salah satunya untuk meningkatkan visibilitas dari Prov Kalimantan Selatan yang sudah diakui dunia tentunya hal ini akan memberikan dampak baik," jelasnya.
Masih ujar Aya, bahwa tujuan akhir dari semua ini selain untuk menjaga kelestarian alam adalah menciptakan sebuah konsep destinasi pariwisata yang baru, untuk dikembangkan di Provinsi Kalimanatan Selatan dengan hadirnya Geopark Meratus ini menciptakan sebuah term baru atau yang seperti digaungkan di dunia yaitu geo tourism.
"Di mana hampir sama dengan konsep eko wisata. Selain menjaga kelestarian alam kita juga dapat mempromosikan pariwisata agar dapat mensejahterakan masyarakat. Karena setiap pengelolaan akan dikembalikan kepada dan untuk masyarakat," tuturnya.
Aya menjelaskan bahwa saat ini kondisi global sedang gencar gencarnya menggaungkan green tourism atau pariwisata berbasis hijau, karena nyatanya pariwisata adalah sektor terbesar penyumbang dalam hal perusakan lingkungan. Karena itu dunia saat ini sedang fokus fokusnya mengaungkan suistainable tourism.
"Dengan adanya geopark ini merupakan penerapan dari suistainable tourism, di mana adanya rute-rute membuat wisatawan dapat lebih mudah mengakses serta meningkatkan kualitas tourism sehingga wisatawan bisa lebih lama tinggal dan mengeluarkan biaya yang banyak di daerah kita," harapnya.
Sebagai seorang Putri Pariwisata Indonesia Kalsel 2024, Aya menyatakan bahwa semua orang memiliki peran yang sama dalam memajukan pariwisata di Indonesia khususnya Kalsel. Bukan hanya satu atau dua orang saja, namun seluruh masyarakat terutama generasi muda harus terlibat.
"Sesimple mempromosikan di sosial media atau sekedar menyebarkan informasi dari mulut ke mulut. Berhenti menyampaikan bahwa di Kalsel kita tidak punya apa-apa. Nyatanya banyak tempat wisata yang tidak kalah bagus dari kota-kota lain di indonesia. Di mana kita kembali pada slogan yaitu #dikalselaja," tandasnya. (*)