KETIK, BATU – Beberapa sarana dan prasarana di Pasar Induk Among Tani Kota Batu mendapatkan keluhan dari pedagang maupun pengunjung. Seperti toilet yang ditutup di lantai dua pasar megah tersebut, kios yang tidak segera ditempati dan ubin lantai yang mulai rusak.
Tidak hanya itu, keluhan muncul dari pengelolaan parkir yang meskipun gratis namun tetap ditarik biaya parkir oleh oknum tertentu.
"Saya sendiri kemarin ditarik biaya parkir loh. Kalau toilet ditutup sudah hampir seminggu ini. Katanya karena ada pencurian kran air toilet," ujar salah satu pedagang Kosmetik yang tidak mau namanya disebutkan.
Pria itu juga mengeluhkan kios yang tidak segera ditempati pedagang. Saat ini menurutnya, baru sekitar 40 persen kios yang telah buka. Ia sendiri juga belum mendapatkan satu kios lagi seperti yang dijanjikan pengelola saat pengundian nomor kios.
"Saya sekarang masih menempati 2 kios. Padahal saya mengajukan dan disetujui mendapatkan 3 kios. Belum lagi banyak kios yang yang belum buka. Pengunjung kan jadi malas ke pasar kalau yang mereka cari tidak ada," jelasnya.
Sementara, pengunjung Pasar Induk Among Tani dari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang mengaku kebingungan mencari toko langganannya. Itu karena pasar induk Among Tani memiliki tiga lantai.
Sedangkan, eksavator belum beroperasi sehingga ia harus naik turun tangga mencari toko langganannya.
"Lumayan capek lah, naik turun tangga. Kalau parkir katanya gratis. Tapi tadi penjaganya, mau saya kasih uang," ujarnya.
Kepala UPT Pasar Induk Among Tani Kota Batu, Agus Suyadi menegaskan bahwa toilet di lantai dua pasar ditutup karena dalam perbaikan water flash. Karena sempat hilang beberapa waktu lalu. Sedangkan untuk parkir dan retribusi pedagang, pihaknya masih menggratiskan hingga beberapa bulan ke depan.
"Iya memang kita gratiskan semua (parkir dan retribusi). Sedangkan toilet lantai dua kan masih dalam perbaikan karena water flashnya hilang," tegasnya saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.(*)
