KETIK, SURABAYA – Kerusuhan suporter sepak bola yang terjadi di stadion Kanjuruhan, Malang (1/10) usai laga Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya menjadi tragedi duka mendalam bagi dunia sepak bola Indonesia. Sampai pagi ini (2/10), 127 orang dinyatakan menjadi korban meninggal dunia. Berikut kronologi kejadian versi Kepolisian dan suporter.
Versi Kepolisian :
Disampaikan Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afintia dalam konferensi pers di Polresta Malang Minggu dini hari (2/10) :
- Pukul 21.58 WIB : Setelah pertandingan selesai, pemain dan official Persebaya Surabaya dari lapangan masuk ke dalam kamar ganti pemain dan dilempari oleh suporter aremania dari atas tribun dengan botol air mineral dan lain lain.
- Pukul 22.00 WIB : saat pemain dan official pemain Arema FC dari lapangan berjalan masuk menuju kamar ganti pemain, suporter Aremania turun ke lapangan dan menyerang pemain dan official Arema FC, oleh petugas keamanan di lindungi dan dibawa masuk ke dalam kamar ganti pemain.
- Selanjutnya suporter Aremania yang turun ke lapangan semakin banyak dan menyerang aparat keamanan, karena suporter Aremania semakin brutal dan terus menyerang aparat keamanan serta diperingatkan beberapa kali tidak dihiraukan, kemudian aparat keamanan mengambil tindakan dengan menembakkan gas air mata ke arah suporter Aremania yang menyerang tersebut. Kemudian Aremania yang berada di tribun berlari membubarkan diri keluar stadion.
- Kemudian pihak keamanan masuk ke dalam loby dalam stadion kanjuruhan dan standby di loby depan pintu VIP.
- Sekitar pukul 22.30 WIB : Saat rombongan pemain dan official Persebaya Surabaya dengan menggunakan Rantis dan pengawalan akan bergerak meninggalkan Stadion Kanjuruhan, suporter aremania menghadang dengan meletakkan pagar besi pembatas di jalur sebelum pintu keluar stadion kanjuruhan serta melempari kendaraan rombongan dengan paving blok, botol air mineral, batu, kayu dan lain lain. Kemudian Aremania juga merusak 2 unit Mobil Patwal Sat Lantas dan membakar 1 unit Truk Brimob dan 2 unit Mobil di pintu masuk depan Stadion Kanjuruhan. Selanjutnya aremania yg menghadang tersebut dibubarkan oleh aparat keamanan dengan menembakkan gas air mata.
- Akibat kejadian tersebut banyak suporter aremania dan aparat keamanan yang mengalami luka-luka. Suporter Aremania yang mengalami luka luka dan sesak nafas dirawat ruang Medis Stadion Kanjuruhan. Karena korban terlalu banyak dan ruang medis tidak bisa menampung, selanjutnya korban di bawa ke Rumah Sakit di wilayah Kepanjen antara lain RS Kanjuruhan, RS Wava Husada, RS Hasta Husada dan RS lain dengan menggunakan kendaraan ambulance, truk Polres Malang, truk Yon Zipur 5 Kepanjen, truk Kodim dan kendaraan lainnya.
Versi Suporter :
Disampaikan oleh seorang suporter Aremania Rezqi Wahyu melalui akun Twitternya, @RezqiWahyu_05 :
Assalamualaikum. Sebelumnya saya turut berduka cita sedalam-dalamnya terhadap korban insiden yg terjadi di stadion Kanjuruhan usai pertandingan Arema vs Persebaya.
Yang kedua, syukur alhamdulillah, saya diberi keselamatan sampai di rumah dan bisa menceritakan kronologi versi saya pribadi disini. Saya akan coba menceritakan kronologi insiden yang terjadi di Kanjuruhan, 1 oktober 2022.
Dari awal saya masuk stadion (kondisi pemain sedang pemanasan) semua berjalan aman dan tertib hingga kick off pukul 20.00 WIB.
Kick off dimulai dan pertandingan berjalan aman, tanpa kericuhan sedikitpun. Yang ada hanya suporter Arema saling melontarkan psywar ke arah pemain persebaya.
Babak pertama selesai (skor 2-2, red), dan saat jeda istirahat, ada sekitar 2-3 kali kericuhan sedikit di tribun 12-13, yang bisa segera diamankan oleh pihak berwenang.
Babak kedua berlanjut dan tim persebaya berhasil mencetak golnya yang ketiga. Arema FC semakin tampil menyerang menggempur gawang Persebaya, tapi tidak ada gol yang tercipta.
Semakin banyak serangan, semakin gemas juga kita sebagai suporter menontonnya.
Hingga peluit akhir dibunyikan Arema tidak bisa menambah golnya dan harus menerima kekalahan 2-3. Disini awal mula tragedi dimulai. Setelah peluit di bunyikan, para pemain Arema tertunduk lesu dan kecewa.
Pelatih Arema dan Manager tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur minta maaf ke suporter. Di sisi lain, ada satu orang suporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa. Dia terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka.
Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema. Terlihat pemain lain mencoba memberi pengertian kepadan oknum tersebut.
Namun, semakin banyak suporter berdatangan. Kondisi stadion jadi ricuh karena dari berbagai sisi stadion suporter masuk untuk meluapkan kekecewaannya ke pemain.
Itu diikuti lemparan berbagai macam benda ke arah lapangan. Para supoter semakin tidak terkendali. Akhirnya pemain digiring masuk ke dalam ruang ganti dengan kawalan pihak berwajib.
Setelah pemain masuk, suporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan. Pihak aparat melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para suporter. Yang menurut saya perlakuannya sangat kejam dan sadis, ada yang dipentung dengan tongkat panjang, satu suporter di keroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lain.
Tapi saat aparat memukul mundur suporter di sisi selatan, suporter dari sisi utara menyerang ke arah aparat. Karena semakin banyak suporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif, aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah supoter yang ada di lapangan. Silih berganti supporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara.
Akhirnya, selain hujan lemparan benda dari sisi tribun, di dalam lapangan juga terdapat tembakan gas air mata ke arah suporter. Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah suporter. Di setiap sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata. Ada juga yang langsung dk tembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10.
Para suporter yang panik karena gas air mata, semakin ricuh di atas tribun. Mereka berlarian mencari pintu keluar. Tapi sayang pintu keluar sudah penuh sesak karena para suporter panik terkena gas air mata.
Banyak ibu-ibu, wanita-wanita orang tua, dan anak-anak kecil terlihat sesak tak berdaya, tidak kuat berjubel keluar dari stadion. Terlihat mereka nafas mereka sesak karena terkena gas air mata. Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet.
Di dalam stadion mereka sesak karena gas air mata yang sudah ditembakkan ke berbagai arah.
Sedangkan untuk keluar stadion tidak bisa karena penuh sesak di pintu keluar. Di luar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata.
Sekitar pukul 22.30, masih banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat dan pengeroyokan suporter terhadap aparat karena dianggap mengurung kita di dalam Stadion.
Terjadi beberapa tembakan gas air mata kembali di luar stadion. Lebih tepatnya di sekitar tribun 2. Kondisi luar stadion kanjuruhan sudah sangat mencekam. Banyak suporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita di mana-mana.
Suporter berlumuran darah, mobil hancur, kata-kata makian dan amarah, batu batako, besi dan bambu berterbangan.
Dan selama saya jadi supporter Arema... Saya dikenalkan Arema oleh orang tua saya saat tahun 2007 hingga saat ini...
Hari ini 1 Oktober 2022, adalah titik terendah saya menjadi seorang suporter Saya masih belum percaya menyaksikan saudara-saudara saya dengan kondisi seperti ini.
Tanpa mengurangi rasa respect saya kepada keluarga korban, Di sini saya mencoba menjelaskan kronologi yang saya alami secara pribadi.
Dirangkum dari Twitter @RezkyWahyu_05