KETIK, JAKARTA – Muhammad Yunus resmi menjadi pemimpin sementara Bangladesh. Peraih Nobel Perdamaian ini dilantik pada Kamis (8/8/2024) waktu setempat.
Yunus dipilih menjadi Perdana Menteri (PM) sementara Bangladesh untuk menggantikan Sheikh Hasina yang mundur dari jabatannya.
Yunus mengucapkan sumpah dalam sebuah upacara di istana presiden di Dhaka pada Kamis malam yang dihadiri para pemimpin politik, pemimpin masyarakat sipil, jenderal dan diplomat.
Anadolu Anjansi melaporkan, Presiden Mohammed Shahabuddin melantik Yunus dan 17 anggota timnya.
Dalam pidatonya saat pelantikan, Yunus menyapa rakyat Bangladesh sebagai satu keluarga besar dan mengatakan para pengunjuk rasa muda telah memberi mereka kelahiran baru.
"Bangladesh telah memulai hari kemenangan baru. Kita harus terus maju. Kita berterima kasih kepada mereka yang telah melakukannya, mereka (mahasiswa) telah menyelamatkan negara ini," kata Yunus dikutip dari Dhakapost.com.
Berikut Profil PM Bangladesh Muhammad Yunus
Sebagai seorang ekonom dan bankir, Yunus dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian tahun 2006 untuk upayanya dalam mengembangkan pasar kredit mikro.
Yunus dipuji karena telah membawa ribuan orang keluar dari kemiskinan melalui Grameen Bank, yang ia dirikan pada tahun 1983, dan memberikan pinjaman kecil kepada para pebisnis yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman bank biasa
Laki-laki ini pernah mengalami masalah dengan Hasina pada 2008 terkait Grameen Bank. Pemerintah Hasina memulai serangkaian investigasi terhadapnya.
Selama penyelidikan, Hasina menuduh Yunus menggunakan kekerasan dan metode lainnya untuk menagih pinjaman dari perempuan miskin di pedesaan. Tuduhan ini terkait dengan perannya sebagai kepala Grameen Bank. Namun, Yunus membantah tuduhan ini.
Pada tahun 2011, pemerintah Hasina mulai meninjau aktivitas bank. Lantaran hal ini, Yunus lantas dipecat dari posisinya sebagai direktur pelaksana karena diduga melanggar peraturan pensiun pemerintah.
Kemudian, pada tahun 2013, Yunus diadili dengan tuduhan menerima uang tanpa izin pemerintah, termasuk Hadiah Nobel dan royalti dari sebuah buku.
Setelah itu, Yunus menghadapi lebih banyak tuduhan terkait perusahaan yang ia bangun, termasuk Grameen Telecom dan GrameenPhone.
Dikutip dari situs The Nobel Prize, Yunus lahir pada tahun 1940 di kota pelabuhan Chittagong. Dia menempuh pendidikan di Universitas Dhaka, Bangladesh, sebelum menerima beasiswa Fulbright untuk belajar ekonomi di Universitas Vanderbilt.
Yunus meraih gelar Ph.D. di bidang ekonomi dari Vanderbilt pada tahun 1969. Setahun kemudian, dirinya menjadi asisten profesor ekonomi di Middle Tennessee State University. Setelah kembali ke Bangladesh, Yunus memimpin departemen ekonomi di Universitas Chittagong.
Sepanjang 1993 hingga 1995, Yunus merupakan anggota Kelompok Penasihat Internasional untuk Konferensi Dunia Keempat tentang perempuan. Yunus menduduki jabatan ini setelah ditunjuk oleh sekretaris jenderal PBB.
Dia telah menjabat di Komisi Global Kesehatan Wanita, Dewan Penasihat untuk Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, dan Kelompok Ahli PBB untuk Perempuan dan Keuangan.(*)