KETIK, BLITAR – Pimpinan dan staf Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blitar mengunjungi rumah duka M. Keisa Anwar Alfairus (13 tahun), siswa MTs Al Mahmud yang tewas usai terkena lemparan kayu berpaku diduga dilakukan oleh ustaz berinisial U.
Kemenag Blitar melayat rumah duka, Minggu, 29 September 2024. Rombongan yang dipimpin Baharuddin, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Blitar, melayat ke rumah korban di Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar
Kedatangan Baharuddin didampingi Plt Kasi Pendidikan Madrasah, M. Syaikul Munib, serta sejumlah staf Kemenag Kabupaten Blitar. Mereka diterima oleh keluarga korban, termasuk nenek korban, Parti, dan paman korban, Rikky Susanto.
Dalam kesempatan tersebut, Baharuddin menyampaikan rasa duka yang mendalam atas insiden tragis yang menimpa Keisa Anwar.
“Tadi saya atas nama segenap jajaran Kantor Kemenag Kabupaten Blitar menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah yang terjadi,” ujar Baharuddin kepada media.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf karena insiden tersebut terjadi di salah satu institusi pendidikan di bawah binaan Kemenag Kabupaten Blitar.
“Kami selaku pembina lembaga pendidikan madrasah juga menyampaikan permintaan maaf bahwa musibah ini terjadi di institusi pendidikan yang berada di bawah binaan Kantor Kemenag Kabupaten Blitar,” lanjutnya.
Baharuddin menekankan bahwa kejadian ini akan menjadi pelajaran penting bagi pihak Kemenag untuk semakin memperkuat upaya membangun lingkungan pendidikan yang ramah anak serta bebas dari kekerasan.
“Padahal kami tidak henti-hentinya menyosialisasikan pendidikan ramah anak sesuai dengan tujuan pendidikan madrasah untuk membentuk karakter iman, takwa, dan akhlaqul karimah,” tambah Baharuddin.
Menanggapi pertanyaan mengenai mengapa pihaknya baru melayat, Baharuddin menjelaskan bahwa Kantor Kemenag Kabupaten Blitar tidak menerima laporan langsung dari pihak pengelola lembaga pendidikan atau Yayasan Pendidikan Islam Al Mahmud terkait peristiwa tersebut.
Ia mengaku baru mengetahui kejadian ini beberapa hari lalu dari seorang pengawas pendidikan di lingkungan Kemenag. “Kami baru mengetahui insiden ini beberapa hari lalu dari pengawas,” ujar Baharuddin.
Sebagai bentuk kepedulian, Baharuddin juga menyerahkan santunan kepada keluarga korban sebagai bantuan untuk meringankan beban biaya selamatan.
“Kami juga berharap semoga pihak keluarga bersabar menghadapi kedukaan atas kehilangan anggota keluarga tercinta yang tentu sangat berat ini,” tuturnya.
Plt Kasi Pendidikan Madrasah, M. Syaikul Munib, menyatakan bahwa setelah menerima informasi tentang insiden ini, pihaknya segera membentuk tim investigasi untuk mengumpulkan fakta di lapangan.
“Begitu mendengar adanya insiden itu, kami segera membentuk tim untuk mengumpulkan fakta-fakta di lapangan terkait apa yang sebenarnya terjadi,” kata Munib.
Munib menambahkan bahwa tim tersebut juga bertugas untuk memastikan bahwa Yayasan Al Mahmud menangani insiden ini dengan baik, termasuk dalam memperlakukan keluarga korban.
Namun, ia menolak memberikan rincian lebih lanjut mengenai hasil temuan tim dengan alasan bahwa proses penyelidikan resmi masih berada di bawah wewenang kepolisian.
“Kami juga mendorong Yayasan untuk memberikan sanksi kepada ustadz terduga pelaku,” pungkas Munib.
Insiden tragis yang terjadi pada 15 September 2024 ini masih dalam tahap penyelidikan oleh pihak berwenang, dan diharapkan ada tindakan yang sesuai bagi pihak yang bertanggung jawab.
Diberitakan Ketik.co.id sebelumnya,nseorang siswa berusia 14 tahun dari MTS Plus Al Mahmud di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, tewas setelah terkena lemparan bilah kayu berpaku yang diduga dilakukan oleh seorang ustaz. Insiden tragis ini terjadi sekitar seminggu yang lalu dan saat ini tengah ditangani pihak berwenang.
Terduga pelaku, yang disebut berinisial U merupakan warga Desa Mantenan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar. Selain bertindak sebagai pengajar, U juga diketahui merupakan kerabat dari pemilik yayasan MTS Plus Al Mahmud. Sementara itu, korban berinisial K merupakan siswa berusia 14 tahun asal Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok.
Menurut salah satu sumber di lingkungan sekolah, insiden tersebut bermula ketika U diduga melempar bilah kayu berpaku ke arah siswa yang sedang bermain bulutangkis bersama teman-temannya pada waktu salat Duha. Tindakan ini diduga dipicu oleh emosi karena para siswa tidak segera melaksanakan salat. (*)