KETIK, SURAKARTA – Masjid Sheikh Zayed yang sudah dibuka untuk umum kini menjadi ikon Kota Solo. Sejak dibuka beberapa pekan lalu, masjid hibah dari negera Uni Emirat Arab ini banyak dikunjungi para wisatawan religi. Bahkan pada salat Jumat (17/03/23) Masjid Sheikh Zayed yang bangunannya didominasi warna putih itu didatangi ribuan jamaah yang akan melakukan salat Jumat.
Ketik.co.id mendengar suara azan berada di sekitar masjid tersebut. Semua akses jalan ke masjid hibah dari Negeri Minyak ini ditutup. Sebab di pinggir jalan menuju masjid sudah padat kendaraan R4. Agar sempat mendengarkan khotbah untuk menuju di depan masjid terpaksa naik ojek yang jaraknya sekitar 700 meter baru sampai persis di depan pintu utama masjid.
Pada hari biasa dan Jumat warga Kota Solo dan rombongan peziarah religi banyak mengunjungi masjid yang mirip aslinya di negara Uni Emirat Arab. Sejak masjid tersebut dibuka untuk umum membawa berkah. Khususya bagi warga yang bermukim di sekitar masjid tersebut. Hal serupa juga sama dengan tempat wisata religi di kompleks Sunan Ampel Surabaya.
Barang dagangan yang dijual di arena masjid pasti laku. Misalnya pedagang asongan yang menjual makan untuk oleh-oleh, penjual kresek untuk sandal dan sepatu, berbagai minuman dan jasa foto (swafoto) dengan latar belakang masjid yang indah dan megah itu. Di tempat ini banyak foto amatir yang siap mengambil gambar dengan latar belakang Masjid Sheikh Zayed.
"Sehari mereka bisa mendapatkan keuntungan sampai satu juta rupiah," kata Arif Budisusilo, Dirut Harian Solo Pos ketika menerima rombongan anggota SPS Jawa Timur, Jumat lalu.
Abe nama panggilan Arif Budisusilo menjelaskan bahwa sejak masjid Sheikh Zayed ini dibuka untuk umum membawa bagi warga sekitarnya. Bahkan kota Solo menjadi terkenal dan menjadi ikon di kota ini.
Pada kesempatan itu Abe juga menginformasikan bahwa semua pegawai di masjid tersebut gajinya lumayan. Mulai petugas kebersihan hingga takmir digaji berdasarkan upah karyawan di Uni Emirat Arab.
“Ini sangat menguntungkan bagi mereka dan warga kota Solo yang bekerja di masjid tersebut," ujarnya.
Pengunjung yang datang ke masjid yang menjadi salah satu ikon Solo ini akan terus dibenahi. Misalnya area parikr bus dan kendaraan R 4 yang lain. Hal ini untuk memudahkan dan memperlancar yang ingin melihat keindahan masjid Sheikh Zayed.
Pada saat salat Jumat, imam masjid memberikan khutbah jumat dengan menggunakan bahasa Arab, khutbah yang disampaikan tidak terlalu lama. Selasai salat Jumat, jemaah bisa mendengarkan terjemahan bahasa Arah ke bahasa Indonesi yang disampaikan oleh takmir masjid
Salat di dalam masjid memang sangat nyaman, ornamen di dalam masjid terlihat indah. Selain itu, karpet yang bercorak batik sangat bagus. Sebab karpet tersebut dibuat dari negara Uni Emirat Arab.
Pembangunan masjid itu berawal dari saat Pangeran UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan mengunjungi Indonesia. Dalam pertemuan itu selain meneken beberapa kerja sama dua negara, pangeran juga berjanji menghadiahi atau member hadiah sebuah masjid sama dan ada di Abu Dhabi, Uni Ermirat Arah (UEA).
Pemerintah kemudian mulai melakukan pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo yang merupakan simbol persahabatan Indonesia dengan UEA, di Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah, pada Desember 2020.
Pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed berkonstruksi dan ornamen bangunan Negara Timur Tengah, di Jalan Ahmad Yani Gilingan kini telah selesai. Masjid yang menempati lahan sekitar 3 hektare itu, telah diresmikan oleh Presiden Jokowi..
Seperti diketahui, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang hadir acara peresmian mengaku baru pertama masuk di Masjid Raya Sheikh Zayad di Solo itu, ternyata indah sekali.
"Saya baru masuk pertama ke Masjid Sheikh Zayed di Solo yang sangat indah dan Jawa Tengah sangat bangga memiliki masjid yang megah ini," katanya.
Masjid Raya Sheikh Zayed ini diharapkan, selain bisa menjadi tempat ibadah, juga menjadi pusat untuk memoderasi segala hal, termasuk untuk pusat orang berdiskusi, ngobrol, dan fungsi utama ibadah. Masjid Raya Sheikh Zayed ini memiliki kapasitas untuk menampung sekitar 4.000 orang.
Hadiah masjid megah itu ada konsekunsinya bagi pemerintah dan masyarakat, yakni harus bisa merawat masjid seperti aslinya di Abu Dhabi UEA, yang tentunya membutuhkan biaya tidak murah. Hal itu, termasuk kesadaran masyarakat dalam menjaga perilaku agar masjid bisa terawat dengan baik.
Sebagai wisata religi maka biasanya akan ada orang yang berjualan makanan dan lainnya. Karena itu, Pemerintah Kota Surakarta berharap tempat untuk ibadah ini tidak boleh ada yang berjualan makanan.
Masjid Sheikh Zayed merupakan tempat ibadah sehingga masyarakat yang datang ke tempat itu harus menaati aturan, termasuk mematuhi aturan mana yang boleh untuk semua orang dan yang tidak boleh.
Masjid itu, terbuka untuk umum dan pemerintah daerah tidak bisa melarang siapa pun yang mau masuk yang tujuannya tidak hanya melaksanakan ibadah. Bisa jadi pengunjung hanya datang untuk swafoto dan sebagainya. (*)