KETIK, TRENGGALEK – Patrick Kluivert resmi menjadi juru taktik Timnas Indonesia menggantikan Shin Tae-yong (STY). PSSI menargetkan Patrick loloskan Indonesia lolos putaran final Piala Dunia. Tentu saja beban ini bukan perkara mudah.
Untuk lolos secara otomatis Indonesia minimal harus berada di peringkat tiga. Paling tidak jadi peringat empat dan selanjutnya akan melakoni babak play off. Untuk merealisasi hasil tersebut diperlukan poin maksimal. Minimal bisa sapu bersih dua laga home melawan Bahrain dan China serta mencuri satu poin di kandang Australia.
Lalu bagaimana dengan taktik Patrick untuk penuhi target lolos
Saat menjadi pemain, Patrick berposisi sebagai penyerang. Baik di Timnas Belanda ataupun di Barcelona. Ini tentu akan terkolerasi dengan taktik yang akan diterapkan kepada Pasukan Garuda.
Selain akan merubah identitas permainan, gaya bermain total football ala Belanda sangat mungkin diterapkan. Sehingga, Legenada Barcelona tersebut pasti akan memilih pemain yang mobile dan punya menit bermain lama di klub.
Tak hanya itu, para pemain diaspora pasti akan lebih memahami dan menikmati tipikal taktik pelatih. Apalagi rata-rata pemain keturunan berasal dari Belanda. Pendeknya, taktik bermain menyerang akan menjadi ciri khas Pasukan Garuda.
Ini artinya, harga mati menang di dua laga kandang akan menjadi ujian sang pelatih untuk mengiplementasi cara bermain total football ala Belanda.
Dua laga home juga akan menjadi tes case kepiawaian pelatih untuk menjaga peluang Indonesia lolos ke putaran Piala Dunia. Tak terkecuali para pecinta sepak bola di tanah air berharap banyak pada eks bomber Belanda pasca mengambil alih pucuk kepelatihan dari STY.
Mainkan striker murni pasti jadi andalan Patrick
Bermodal pengalaman menjadi seorang striker tentu akan berdampak pada tim yang akan dilatihnya. Paling tidak, racikkannya akan lebih pada permainan terbuka atau ofensif dari pada menjaga kedalaman tim. Sehingga, filosofi pertahanan terbaik adalah menyerang.
Tak kalah menarik, publik juga menunggu keberanian sang juru taktik mengkolaborasikan antara pemain produk liga domestik dengan dengan pemain keturunan. Karena, ada beberapa pemain produk dari liga domestik bisa bersaing dengan pemain keturunan.
Sebut saja Ramadhan Sananta, Malik Risaldi, Witan Sulaiman Egi Maulana Vikri. Termasuk pemain lokal yang bermain di Liga Malaysia, Saddil Ramdani.
Tak hanya itu, ada juga pemain liga domestik yang memiliki jam terbang, misalnya Marck Klock dan Stefano Lilipaly.
Malik Risaldi dan Ramadan Sananta bisa dijadikan alternatif menjadi striker murni. Semoga Patrick bisa menjadi pelatih sekaligus pengungkit prestasi Indonesia. (*)