KETIK, SURABAYA – Di era modern ini seringkali kita mengandalkan hal-hal yang instan, termasuk makanan. Kita menginginkan hidangan yang cepat dan praktis. Tidak hanya cepat dan praktis, namun juga harus aman di kantong dan enak tentunya.
Contohnya adalah mie instan. Siapa sih yang gak kenal dengan mie instan? Setiap rumah pasti mempunyai persediaan mie instan, bahkan seringkali mie instan menjadi penghilang lapar di saat malam hari.
Meskipun mie instan cepat dan praktis untuk dikonsumsi, dan sudah lulus uji BPOM, kita tetap harus memperhatikan kandungan gizinya ya sobat Ketik.
Karena, mengkonsumsi mie instan dengan sering akan memicu gangguan kesehatan kita.
Kira-kira apa sih yang membuat kandungan mie instan tidak sehat? Yuk simak pembahasannya
1. Dikemas dengan bahan yang kurang aman
Salah satu kandungan yang terdapat pada mie instan adalah Styrofoam atau polystyrene. Kandungan tersebut seringkali digunakan untuk bisnis pangan. Meskipun sering digunakan untuk bisnis pangan, WHO mengklaim jika bahan tersebut pemicu penyakit kanker (Susanto,2014).
Selain itu, pada pengemasan mie terdapat kandungan bisphenol A (BPA). Efek dari bahan tersebut dapat memicu obesitas dan penyakit jantung, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dr Shin. Dalam penelitiannya, ia menunjukkan jika BPA dapat menganggu cara hormon mengirim pesan melalui tubuh, khususnya ekstrogen.
2. Adanya kandungan Sodium dan Natrium yang tinggi
Mie Instan yang terbungkus itu mempunyai kandungan yang kurang sehat, karena terdapat kandungan MSG dan sodium yang tidak baik untuk kesehatan.
Kandungan keduanya yang terdapat pada mie instan sekitar 860 mg natrium, sedangkan batas maksimal asupan natrium per hari adalah 2.000-2400mg saja.
Jika seseorang mengkonsumsi natrium dengan batas maksimal per hari, akan meningkatkan tekanan darah, dan memicu penyakit jantung dan stroke.
Bahkan, sayuran yang sudah dikeringkan sudah tidak mengandung nutrisi di dalamnya karena hasil penggorengan yang kaya akan trans fat yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, selain itu hal tersebut dapat meningkatkan penyakit kolesterl LDL atau kolesterol jahat.
3. Kandungan zat Tartrazin
Mie yang berwarna kuning memiliki kandungan Tartrazin CI 19140 yang biasa digunakan untuk pewarna sintetik. Tujuan dari pemberian tartrazin pada makanan atau minuman, akan membuat olahan lebih menarik.
Adanya kandungan tartrazin pada makanan pun, akan menyebabkan gangguan kesehatan, salah satunya adalah kanker.
Dilansir dari artikel halodoc, pada tahun 2015, ada penelitian yang mengamati bagaimana sel darah putih manusia dipengaruhi oleh yellow 5 atau tartrazin. Zat tersebut mengakibatkan kerusakan sel darah putih manusia di setiap konsentrasi yang diuji.
Peneliti menyimpulkan, sel-sel yang terpapar zat tartrazin dalam konsentrasi tertinggi tidak bisa memperbaiki diri. Sehingga menyebabkan pertumbuhan tumor dan penyakit kanker memungkinkan terjadi.
4. Terdapat pengawet TBHQ
Tiap mie instan yang beredar diberi pengawet TBHQ agar dapat dikonsumsi kapan saja sampai batas expired. Oleh karena itu, perlu ditambahkan pengawet agar mie instan lebih tahan lama. Pengawet yang terkandung dalam mie Instan adalah pengawet TBHQ, singkatan dari tertiary butylhydroquinone.
TBHQ merupakan pengawet kimia yang berbentuk butana yang biasa digunakan dalam makanan, agar makanan dapat lebih awet, baik fisik maupun rasa yang terdapat pada makanan itu. Namun, jika dikonsumsi berlebih akan menyebabkan kerusakan pada sistem saraf, inkoherensi dan dermatitis.
Nah, sebagaimana pemaparan data di atas, terkait kandungan mie instan yang berbahaya, banyak ahli gizi yang menyarankan batasan maksimal untuk menyantap mie instan ini adalah dua kali dalam dua minggu. Jaga kesehatan selalu ya sobat Ketik. (*)