Berkenalan dengan Hantu Jawa Klasik

Jurnalis: Arief
Editor: Marno

22 Mei 2023 16:58 22 Mei 2023 16:58

Thumbnail Berkenalan dengan Hantu Jawa Klasik Watermark Ketik
Relief Kidung Sudamala di Candi Sukuh. (Foto: Twitter @Rumah Wayang)

KETIK, SURABAYA – Hantu kerap digambarkan memiliki fisik yang menakutkan dan sifat antagonis. Di era modern saat ini hantu juga digambarkan kerap menggoda manusia maupun binatang. Tak jarang sifat yang dipercaya itu membuat manusia celaka.

Pada dasarnya, hantu sudah dikenal masyarakat Jawa klasik. Malahan sebelum era kerajaan Majapahit, hantu sudah dikenal masyarakat kala itu. Nah, beberapa jenis hantu di era masyarakat klasik layak untuk disimak.

Kakawin Sena yang ditemukan dalam sebuah lontar pada abad ke-19 seolah memiliki katalog hantu. Misalnya banaspati dan kamangmang digambarkan sebagai hantu berkepala api yang kerap muncul di hutan atau ladang.

Di dalam Kakawin Sena tertulis hantu tetekan, usus, dan balung tandak atau hantu tubuh manusia. Terdapat pula hantu dengan atau butho dengen. Uniknya, kedua sosok ini juga dikisahkan dalam Serat Nawaruci.

Jika Anda berkunjung ke Candi Sukuh di Karanganyar, Jawa Tengah, jangan kaget menjumpai pahatan hantu. Dua hantu yang dimaksud memiliki rambut panjang dan diberi nama jengklek dan gandarwo.

Di candi tersebut terdapat relief Kidung Sudamala yang memiliki hantu berkepala tunggal. Kidung Sudamala adalah kisah ruwatan yang dilakukan Sadewa terhadap Dewi Uma.

Sastra Jawa kuno juga menulis serat Calon Arang. Yakni seorang janda sakti yang memiliki ilmu teluh dan sanggup membunuh siapa saja yang menolak kehadirannya.

Calon Arang digambarkan menebar teror dan menyebarkan penyakit di era Raja Airlangga bertahta. Selanjutnya ia diruwat Mpu Baradha, yang kemudian dihidupkan kembali sebagai makhluk suci.

Lontar Sutasoma juga menceritakan butho dan raksasa sebagai hantu menyeramkan. Keduanya digambarkan sebagai makhluk pengganggu atau penggoda manusia.

Sejarawan asal Australia, Merle Calvin Ricklefs pernah melakukan penelitian tentang hantu di era Jawa klasik. Di dalam penelitiannya, ia menegaskan makhluk astral in ada sejak era Austronesia dan tidak dihapus dalam akar budaya.

Kesimpulan dari catatan Ricklefs adalah masyarakat di era klasik memanfaatkan sosok hantu untuk kepentingan tertentu. Keberadaan hantu ini tergantung Anda mau percaya atau tidak.(*)

Tombol Google News

Tags:

hantu kidung sudamala calon arang candi sukuh