KETIK, JEMBER – (Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk mendorong perilaku yang mengarah pada bunuh diri atau menyiksa diri sendiri. Jika anda atau orang di sekitar anda memiliki gejala gangguan psikis yang mengarah pada hal-hal yang membahayakan, jangan ragu untuk segera menghubungi layanan konsultasi psikologi atau lembaga pendamping terdekat.)
Seorang pria bernama Moh. Lutfi (29) asal Dusun Loncatan, Desa Mangaran, Kecamatan Ajung, Jember, ditemukan tewas tergeletak di lantai, dengan kondisi bersimbah darah.
Ia meregang nyawa di dalam kamar belakang rumah kontrakan neneknya di Dusun Krajan, Desa Jenggawah, Kecamatan Jenggawah, Jember.
Korban pertama kali ditemukan oleh neneknya Sutama (65), saat bermaksud mengecek kamar, tempat korban beristirahat.
Diduga kuat korban melakukan aksi bunuh diri, dengan menggorok lehernya menggunakan pisau dapur.
"Dia itu sedang mengunjungi neneknya yang memang tinggal di rumah kontrakan di sini. Karena neneknya sudah tua, umur sekitar 65 tahun. Kalau kata warga lainnya, ya karena neneknya sakit-sakitan faktor umur," kata tetangga nenek korban Usman Hadi (50) saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di lokasi kejadian, Minggu, 20 April 2025.
Usma menyebut, korban datang ke rumah neneknya itu sekitar pukul 08.00 WIB.
"Dia datang sendirian ke sini. Kalau kata neneknya tadi, kemudian ke kamar belakang rumah. Korban sempat ditawari makan sarapan oleh neneknya itu. Tapi hanya dijawab nanti saja dari dalam kamar. Karena dikira mungkin mau tidur, sama neneknya ditinggal keluar ke rumah tetangga," jelasnya.
Kemudian sekitar pukul 10.00 WIB, lanjutnya, nenek korban pulang ke rumah dan bermaksud menawarkan makananan kedua kalinya, yang telah disiapkan.
"Tapi di lihat kok lampu kamar mati. Neneknya kemudian masuk dalam kamar menghidupkan lampu. Tapi terus melihat korban sudah tergeletak di lantai dengan banyak darah. Sontak teriak, neneknya itu lari ke rumah tetangga. Bilang kalau cucunya meninggal banyak darah," ujar Usman.
Dari teriakan nenek korban itu, diketahui tetangga sebelah rumah berdatangan. Selanjutnya informasi tersebut disampaikan kepada perangkat desa setempat dan diteruskan ke Mapolsek Jenggawah.
"Kalau kata orang-orang sih, dia (korban) itu ada masalah atau depresi. Apalagi juga ada kabar. Katanya dulu pernah kecanduan narkoba. Tapi itu masih katanya. Terus bunuh diri itu," ucap Usman.
Terkait kejadian ini, diketahui anggota Polsek Jenggawah datang ke lokasi kejadian. Bersama dengan Tim Inafis Satreskrim Polres Jember. Mereka langsung melakukan olah TKP di lokasi kejadian.
Dari olah TKP yang dilakukan polisi, diduga kuat korban melakukan aksi bunuh diri.
"Korban ini inisial ML aslinya warga Mangaran, berkunjung ke rumah kontrakan neneknya sekitar pukul 8 pagi. Sesuai keterangan neneknya," kata Kapolsek Jenggawah AKP Eko Basuki Teguh Argowibowo saat sejumlah wartawan di lokasi kejadian.
"Korban sempat ditawari makan oleh neneknya. Kemudian sekitar pukul 10.00 WIB terlihat sudah tergelatak dengan luka sayatan di leher," sambungnya.
Dari olah TKP yang dilakukan polisi, didapati barang bukti pisau dapur yang berada di dekat bahu tangan korban. Diduga kuat pisau dapur itu, digunakan korban untuk bunuh diri dengan menyayat lehernya.
Korban kemudian tergeletak di lantai kamarnya, dengan kondisi bersimbah darah di sekitar leher.
"Barang bukti pisau sudah kami amankan yang berada di sekitar (tubuh) korban. Identifikasi awal dan olah TKP tidak ada tanda-tanda kekerasan lain. Kemudian tidak ada kerusakan barang di sekitar TKP. Dimungkinkan ini kejadian bunuh diri," ucapnya.
"Sesuai prosedur dilakukan perawatan jenazah, dan kita kembalikan kepada keluarganya di Desa Mangaran. Kita juga sudah berkomunikasi dengan pihak desa, dan keluarga. Tidak bersedia untuk dilakukan proses autopsi lanjut," imbuhnya. (*)