KETIK, ACEH SINGKIL – Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Aceh, menghimbau para pencari kerja ke luar negeri untuk mencari informasi yang benar, dan hindari para calo.
"Kami sebagai unit pelaksana teknis dari Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), guna memberikan pelayanan dan perlindungan kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) di daerah," kata Siti Rolizah, kepala BP3MI Aceh, saat acara sosialisasi pekerja migran non prosedural, Senin, 23 Juni 2025 di Alviya Hotel.
Bekerja ke luar negeri, kata Siti, ialah sebagai upaya pemenuhan ekonomi keluarga. Pemerintah tidak melarangnya sepanjang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun ia mengingatkan resiko jika bekerja ke luar negeri tanpa mengikuti prosedur yang berlaku.
"Bekerja non prosedur, bakal menghadapi berbagai permasalahan yang timbul seperti kasus penindasan, eksploitasi dan penahanan paspor pekerja," ucapnya.
Ia meminta Bupati Aceh Singkil, melalui Disnaker dapat mendukung dana untuk melaksanakan sosialisasi pekerja secara kontinyu agar para pencari kerja ke luar negeri dapat terhindar dari masalah.
Beredar kabar, lanjut Siti, 22 warga Aceh Singkil menjadi korban perdagangan orang di luar negeri, akibat perekrutan ilegal.
"Mereka dijanjikan hal fantastis, gaji besar. Inilah kerjaan calo," ujarnya.
Pemdes juga diminta ikut sosialisasikan agar calon pencari kerja jangan tertipu calo.
"Insya Allah info lowongan kerja yang benar segera dapat diakses, kami akan bersinergi dengan Disnaker setempat nantinya," ujar Siti.
"Kami siap bersinergi dengan disnaker, jangan sampai calo lebih canggih dari pada kita," sambungnya.
4 Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri untuk perlindungan pekerja migran Indonesia telah beredar, dan semua SEB saling menguatkan. Pihaknya siap diundang atau melalui zoom untuk para pekerja.
Menanggapi hal itu, Bupati Aceh Singkil, Safriadi Oyon, memerintahkan Kepala Disnaker untuk turun langsung menelusuri informasi 22 warga Lae Balno, Aceh Singkil yang dikabarkan menjadi korban sindikat TPPO.
"Disnaker harus tahu berapa pekerja yang kena PHK atau berhenti kerja, masak ada 22 pekerja kita tersandung TPPO, ini memang tugas berat, " ungkap Oyon. (*)