Bupati Subandi Ajak Mahasiswa HMI Benahi Bersama Kabupaten Sidoarjo

Jawab Caci Maki dengan Ramah dan Paparkan Kinerja

4 Juni 2025 06:15 4 Jun 2025 06:15

Thumbnail Bupati Subandi Ajak Mahasiswa HMI Benahi Bersama Kabupaten Sidoarjo
Aksi mahasiswa HMI Sidoarjo di depan Pendopo Delta Wibawa pada Selasa siang (3 Juni 2025). (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

KETIK, SIDOARJO – Puluhan mahasiswa berunjuk rasa di depan Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo. Mereka melontarkan berbagai catatan tentang kinerja 100 hari pemerintahan Bupati Sidoarjo Subandi dan Wakil Bupati Sidoarjo Mimik Idayana. Protes, bakar ban, dan caci maki dijawab dengan sabar dan gamblang saat audiensi.

Para mahasiswa itu mengatasnamakan diri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sidoarjo. Mereka tiba sekitar pukul 14.00, lalu berorasi. Ada pula yang membakar ban. Sebagian lagi mengecat pagar Pendopo Delta Wibawa dengan ungkapan caci maki.

Misalnya, Bupati Bangsat. Atau, menyebut kata pemkab dengan alat kelamin laki-laki. Seakan-akan ada kemarahan yang memuncak entah karena apa dan oleh siapa. Kata-kata kotor mahasiswa itu kemudian dihapus oleh petugas kebersihan. Pagar Pendopo Delta Wibawa itu dibersihkan dengan dicat ulang.

Apa yang dipersoalkan para mahasiswa? Ada beragam catatan. Ketua HMI Sidoarjo Dandi Amar Rizky menilai, dalam 100 hari kerja, Pasangan Subandi-Mimik belum tampak serius dalam membenahi Kabupaten Sidoarjo.

Di antaranya, penanganan banjir, perbaikan jalan rusak, penciptaan 100 ribu lapangan kerja, pemberian beasiswa, dan lain-lainn. Mereka menilai kebijakan itu hanya formalitas dan tidak transparan. Mahasiswa juga meminta pemerintahan menghentikan pencitraan dan lebih fokus pada substansi pelayanan publik.

”Hentikan praktek politik transaksional dan elitis dalam penyelenggaraan pemerintahan,” ujar Dandi dalam orasinya.

Mereka menuntut Bupati Subandi dan Wakil Bupati Mimik Idayana melakukan evaluasi mendasar. Selain itu, memenuhi janji kampanye berupa 14 Program BAIK sebagai prioritas.

Bupati Subandi yang berada di dalam Pendopo Delta Wibawa kemudian mendatangi unjuk rasa itu. Dia mengajak mahasiswa berdialog di dalam Pendopo Delta Wibawa. Tidak terlihat nada marah. Dia malah berterima kasih atas kepedulian mahasiswa kepada pembangunan Kabupaten Sidoarjo.  

Foto Bupati Sidoarjo Subandi menjelaskan berbagai langkah Pemkab Sidoarjo dalam mengatasi persoalan di masyarakat kepada mahasiswa HMI di dalam Pendopo Delta Wibawa. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)Bupati Sidoarjo Subandi menjelaskan berbagai langkah Pemkab Sidoarjo dalam mengatasi persoalan di masyarakat kepada mahasiswa HMI di dalam Pendopo Delta Wibawa. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

Bupati Subandi menerima dengan ramah kehadiran puluhan anggota HMI Cabang Sidoarjo itu. Lalu, mempersilakan mahasiswa mengungkapkan lagi kritik-kritik yang dilontarkan saat unjuk rasa. Misalnya soal banjir, lapangan kerja, dan beasiswa. Bergantian mahasiswa melontarkan pernyataan.

Jelaskan Penyebab dan Penanganan Banjir

Saat beraudiensi, Bupati Sidoarjo Subandi didampingi oleh Kepala Bappeda Heri Soesanto, Kepala Disnaker Ainun Amalia, Kepala Dinas PU Bina Marga Dwi Eko Saptono, serta Asisten Perekenomian dan Pembangunan M. Mahmud. Ada pula Kasatpol PP Sidoarjo Yany Setyawan yang duduk dengan tegap di sisi kiri Bupati Subandi.

Bupati Sidoarjo Subandi menjelaskan, Pemkab Sidoarjo telah melakukan berbagai langkah strategis untuk mengatasi banjir. Dia menyebut ada alokasi anggaran Rp 35 miliar bantuan dari Gubernur Jatim. Belum lagi dana APBD dan APBN. Sejumlah rencana sudah dimulai dan dilaksanakan.

Yang perlu diketahui adalah penyebab banjir di Sidoarjo itu berbeda-beda di setiap kawasan. Dia mencontohkan banjir rob di kawasan Kecamatan Sedati. Banjir itu disebabkan meningginya permukaan air laut. Kondisi serupa terjadi di banyak daerah. Tidak hanya Kabupaten Sidoarjo.

”Kami minta bantuan dan kerja sama dengan Pemprov Jatim untuk menanganinya,” jelas Bupati Sidoarjo Subandi.

Penyebab banjir lainnya ialah masalah pengelolaan lingkungan. Misalnya, saluran drainase di perumahan-perumahan. Banjir di permukiman itu banyak terjadi karena pengembang tidak mematuhi standar peil banjir. Sebaga Bupati, Subandi menyatakan pengembang wajib memenuhi peil banjir itu saat membangun perumahan.

Mengapa? Sebab, jika di kemudian hari perumahan banjir, pemerintah yang disalahkan. Di sisi lain, Pemkab Sidoarjo tidak bisa langsung turun tangan menangani penyebab banjir di perumahan itu. Karena, ternyata banyak lahan fasum perumahan yang belum diserahkan ke Pemkab Sidoarjo.

Dia sudah memerintahkan Dinas Cipta Karya dan Permukiman agar segera menyelesaikan persoalan penyerahan fasum ini. Dalam satu bulan, 3 sampai 4 fasum harus diserahkan ke Pemkab Sidoarjo. Selain itu, penyerahan fasum dan perumahan harus diselesaikan sertipikatnya.

”Kami perintahkan dan target OPD seperti itu. Kami siapkan peraturan bupati tentang split sertipikat fasum perumahan,” tegas Bupati Subandi.

Untuk menangani banjir di permukiman itu, Pemkab Sidoarjo juga telah bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Kerja sama itu, antara lain, dilakukan dengan normalisasi sungai dan afvour. Contohnya Avfour Buntung. Pemkab Sidoarjo telah melakuan mitigasi Sungai Buntung itu dari hulu hingga ke hilir.

”Kami juga melakukan Jihad Rawat Sungai. Kegiatan ini rutin dilakukan untuk membersihkan sungai dari sampah. Agar tidak jadi penyebab banjir,” tandas Bupati Subandi. Setiap OPD diperintahkan menyusun grand design dan master plan untuk persoalan sesuai bidangnya.

Foto Bupati Sidoarjo Subandi menyampaikan terima kasihnya kepada mahasiswa HMI yang telah menyampaikan kritikan saat audiensi. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)Bupati Sidoarjo Subandi menyampaikan terima kasihnya kepada mahasiswa HMI yang telah menyampaikan kritikan saat audiensi. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

Setiap Sabtu, dan Minggu, Bupati Sidoarjo maupun Wakil Bupati Sidoarjo berkeliling ke berbagai kecamatan. Mencarikan solusi bila ditemukan persoalan di tengah masyarakat. Tidak ada kata libur atau lelah.

”Kami tidak ingin dimarahi oleh masyarakat,” ungkap Bupati Subandi.

Bagaimana soal beasiswa dan lapangan kerja? Bupati Subandi menyatakan program 100 ribu lapangan kerja sudah tercapai pada 2024 lalu. Bahkan, capaiannya lebih dari itu. Pada 2025 ini, program 100 ribu lapangan kerja tetap dilanjutkan. Beragam inovasi program Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Sidoarjo.  

”Kalau soal beasiswa, saya minta tolong mahasiswa. Kalau ada temuan titip-titipan, silakan laporkan. Akan saya berhentikan orangnya,” tegas Bupati Subandi.

Sejak awal memimpin, lanjut Bupati Subandi, dirinya sudah mengingatkan bahwa tidak boleh ada lagi intervensi terhadap kepala-kepala dinas dalam melaksanakan tugas. Tim Pemenangan atau Relawan Bupati dan Wakil Bupati tidak boleh lagi ikut masuk-masuk ke dinas-dinas. Minta-minta proyek atau titip-titipan lainya.

Wis gak jamane titip-titipan. Tugase bupati benah-benah Sidoarjo supaya lebih baik. Sudah tiga kali pimpinan Sampeyan kena masalah. Saya tidak ingin terulang,” tutur Bupati Subandi.

Foto Bupati Subandi dan para mahasiswa saling bersalaman, lalu berfoto bersama setelah unjuk rasa dan audiensi selesai. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)Bupati Subandi dan para mahasiswa saling bersalaman, lalu berfoto bersama setelah unjuk rasa dan audiensi selesai. (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)

Selesai audiensi, Bupati Subandi bersalaman satu per satu dengan para pengunjuk rasa dari HMI Cabang Sidoarjo. Mereka juga menyempatkan diri dengan foto bersama di pendopo. Kemudian bergantian wawancara dengan media yang meliput peristiwa tersebut.

Sebagai pimpinan daerah, Bupati Subandi menyatakan terima kasihnya kepada para mahasiswa. Tidak ada masalah melakukan unjuk rasa. Itu menunjukkan kepedulian. Yang penting adalah menjaga jangan sampai unjuk rasa mahasiswa didomplengi oleh orang-orang yang tidak mencintai Sidoarjo.

”Namanya anak-anak muda. Tidak apa-apa unjuk rasa. Tugas kami sebagai pimpinan daerah, menerima aspirasi. Sebagai shohibul bait, kita terima dengan baik. Ayo kita benahi Sidoarjo bersama-sama,” ucap Bupati Subandi. (*)

Tombol Google News

Tags:

sidoarjo Bupati Sidoarjo Demo HMI Cabang Sidoarjo 100 Hari Subandi Mimik