KETIK, MADIUN – Penggunaan anggaran dana BOS SMP se-Kabupaten Madiun menuai kritik dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Garis Pakem Mandiri. Kritik tersebut muncul karena adanya temuan penggunaan anggaran dana BOS mulai dari tahun 2020 hingga 2022 yang diduga fiktif.
Ketua LSM Garis Pakem Mandiri, Rohman Udin mengatakan, bahwa di tahun tersebut adalah masa pandemi dimana sekolah di seluruh Indonesia mengadakan kegiatan pembelajaran dari rumah, akan tetapi penggunaan anggaran dana BOS di SMP se-Kabupaten Madiun justru mengalami pembengkakan.
"Kita ambil contoh di SMPN 1 Balerejo di tahun 2020 hingga 2022, anggaran pelaksanaan administrasi kegiatan sekolah terglobal di angka Rp.910.809.645," katanya saat diwawancarai pada Jumat, 7 Maret 2025.
"Sedangkan anggaran kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler terglobal di angka Rp.253.267.250, padahal dalam tahun tersebut adalah masa pandemi dimana pembelajaran semua diadakan lewat online," paparnya.
Udin menhaku sudah melayangkan surat kepada pihak SMP se-Kabupaten Madiun tapi hingga sekarang belum ada jawaban.
"Lembaga kami sudah terbitkan surat dan sudah kami kirim ke seluruh pihak SMP se-Kabupaten Madiun tapi hingga sekarang belum ada tanggapan dari pihak terkait," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 1 Balerejo Didik Utomo saat hendak diwawancarai terkait hal tersebut sedang tidak ada di tempat menurut keterangan salah satu guru.
"Pak Kepala Sekolah sedang dinas luar ini tadi," ujar Guru yang berada di sekolahan tersebut.
Tim media Ketik.co.id juga berusaha menghubungi yang bersangkutan lewat pesan WhatsApp, namun hingga berita ini dipublikasikan belum ada balasan.(*)