KETIK, SURABAYA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan memprediksi dalam dua hari ke depan masih terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di wilayah Jawa Timur.
Hujan yang terjadi pada awal musim kemarau disebut “kemarau basah”. Bahkan, BMKG memprediksi kemarau tahun ini durasinya pendek. Puncaknya diperkirakan bulan Juli dan Agustus 2025.
Swasti Ayudia P, Prakirawan BMKG Juanda, Sidoarjo menjelaskan, awal musim kemarau kali ini diprediksi masih terjadi hujan ringan. Hujan yang terjadi di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo misalnya, penyebabnya adalah faktor lokal.
“Hujan akibat faktor lokal, yaitu suhu muka laut di Selat Madura masih hangat. Sementara angin berhembus dari arah timur hingga timur laut. Kecepatan angin terpantau 5-15 km/jam,” kata Swasti, Jumat petang, 13 Juli 2025.
Menurut Swasti, pada saat musim kemarau, bukan berarti tidak ada hujan sama sekali. Hujan dengan intensitas ringan masih berpotensi turun. Mengingat Indonesia adalah negara yang dikelilingi lautan dan samudera.
Karena itu, kata dia, lautan yang luas merupakan penyuplai uap air terbesar atmosfer. Uap air yang lembab inilah penyebab bahan utama dalam pembentukan awan-awan hujan.
Berdasarkan laman resmi BMKG, wilayah di Jatim yang diprediksi hujan ringan pada Sabtu, 14 Juni 2025 di antaranya Kanupaten Blitar, Gresik, Jombang, Kediri, Mojokerto, Madiun, Nganjuk, Ngawi, Probolinggo, Trenggalek, Tuban dan Tulungagung.
Hujan ringan di Pulau Madura diperkirakan terjadi di Kabupaten Bangkalan dan Sampang. Sementara cuaca Kota Surabaya dan wilayah Jawa Timur, Minggu, 15 Juni 2025 sebagian diprediksi cerah dan berawan.(*)