Diganjar Tarif 47%, Indonesia Negosiasi AS dengan Pembelian Energi Rp168,2 Triliun

19 April 2025 13:24 19 Apr 2025 13:24

Thumbnail Diganjar Tarif 47%, Indonesia Negosiasi AS dengan Pembelian Energi Rp168,2 Triliun Watermark Ketik
Konferensi pers daring Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dari AS. (Foto: YouTube PerekonomianRI)

KETIK, JAKARTA – Menko Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto tengah berada di Amerika Serikat (AS) untuk bernegosiasi ketentuan tarif impor yang diberlakukan Presiden Donald Trump.

Pada kesempatan tersebut Airlangga mengatakan jika komoditas garmen dari Indonesia saat ini sudah dikenai tarif impor baru sebesar 47% dari yang sebelumnya di angka 10–37%.

"Dengan diberlakukannya 10% tambahan, maka tarifnya itu menjadi 10% ditambah 10%, ataupun 37% ditambah 10%," ujar Airlangga saat konferensi pers secara daring pada Kamis 17 April 2025 waktu setempat.

Kenaikan tarif impor yang dikenakan oleh AS ke Indonesia menjadi perhatian penuh pemerintah. Sebab sangat berdampak terhadap daya saing produk asal Indonesia. Imbasnya akan memengaruhi perekonomian.

Airlangga menjelaskan telah bertemu Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick. Hasil pertemuan ini akan tindaklanjuti dengan berbagai negosiasi satu hingga tiga putaran.

"Jadi ini juga menjadi concern bagi Indonesia, karena dengan tambahan 10 persen ini ekspor kita biayanya lebih tinggi. Karena tambahan biaya itu diminta oleh para pembeli agar di-sharing dengan Indonesia bukan pembelinya saja yang membayar pajak tersebut," tambahnya.

Sebagai bagian dari negosiasi, pemerintah Indonesia berencana meningkatkan pembelian energi dari AS, termasuk minyak dan LPG, senilai USD10 miliar atau sekitar Rp168,2 triliun.

Hal ini sejalan dengan rencana dari Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Menurutnya pembelian komoditas energi tersebut untuk menyeimbangkan neraca perdagangan antara Indonesia dengan Negeri Paman Sam.

"Salah satu strategi untuk kita membuat keseimbangan adalah kita membeli LPG, crude oil, dan BBM dari Amerika," ujar Bahlil. (*)

Tombol Google News

Tags:

tarif impor Amerika Serikat Amerika Airlangga Hartarto Donald Trump