Dituding Ukraina Jadi Sponsor Perang Rusia, Xiaomi Membantah

Jurnalis: M. Rifat
Editor: Marno

15 April 2023 09:37 15 Apr 2023 09:37

Thumbnail Dituding Ukraina Jadi Sponsor Perang Rusia, Xiaomi Membantah Watermark Ketik
Kantor Xiaomi di Wuhan. (Foto: xiaomiplanets.com)

KETIK, JAKARTA Badan anti-korupsi Ukraina (NACP) memasukkan Xiaomi, CEO Lei Jun, dan beberapa petinggi perusahaan itu ke dalam daftar 'sponsor perang internasional' invasi Rusia ke negara mereka. Xiaomi dengan keras membantah tudingan tersebut.

NACP menyebut alasan masuknya Xiaomi ke daftar itu karena vendor ponsel asal China tersebut masih beroperasi dan menjual produknya di Rusia pasca invasi ke Ukraina yang dimulai Februari 2022.

"Alasan masuknya (Xiaomi) dalam daftar adalah karena perusahaan tidak hanya melanjutkan operasinya di Federasi Rusia setelah invasi besar-besaran (ke Ukraina), tapi masih menjadi pemimpin dalam penjualan ponsel di negara teroris tersebut," kata NACP dalam keterangan resmi dilansir South China Morning Post, Sabtu (15/4/2023).

"Xiaomi mensponsori agresi militer negara teroris dan harus menanggung konsekuensi reputasi dan hukum dari tindakannya," sambung mereka.

Xiaomi menjadi satu-satunya vendor ponsel yang masuk dalam daftar berisi 22 perusahaan tersebut. Beberapa perusahaan lainnya yang juga dituding mensponsori agresi militer Rusia termasuk China State Construction Engineering Corp dan Procter & Gamble.

Menanggapi tudingan itu  Xiaomi dengan keras membantah dan mengatakan pihaknya tidak mendukung tindakan perang apa pun. Xiaomi juga mengatakan mereka selalu mematuhi semua hukum dan regulasi di masing-masing yurisdiksi tempatnya beroperasi.

"Xiaomi adalah perusahaan elektronik consumer, menawarkan produk hanya untuk penggunaan sipil dan komersial," kata Xiaomi dalam keterangan resminya.

"Kami meyakini bahwa setiap konsumen di dunia berhak untuk mengakses alat komunikasi dan informasi di internet. Misi kami adalah memudahkan semua orang di dunia menikmati kehidupan yang lebih baik melalui teknologi inovatif," sambungnya.

Setelah Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina tahun lalu, ratusan brand global langsung menarik diri dari Negeri Tirai Besi. Dua raksasa smartphone, Apple dan Samsung, langsung berhenti menjual ponsel dan gadget lainnya di Rusia seminggu setelah invasi dimulai.

Eksodus ini menimbulkan ruang vakum di pasar Rusia. Konsumen di Rusia langsung menyetok perangkat elektronik yang esensial, hingga mendorong penjualan ponsel China seperti Xiaomi, Oppo, Huawei, dan Vivo meroket.

Pada akhir tahun lalu, Xiaomi menjadi vendor ponsel nomor satu di Rusia dengan menguasai lebih dari setengah pangsa pasar, menurut data Counterpoint Research.

Kenaikannya cukup signifikan dibandingkan Q3 2021. Saat itu pangsa pasar Xiaomi sebesar 26%, di bawah Samsung yang menguasai 34% pasar.(*)

Tombol Google News

Tags:

Xiaomi Gadget Rusia ukraina