Ela-ela Pake Jam-jam to Ala Gorontalo dan Lomba Soan di Halmahera Selatan

Jurnalis: Mursal Bahtiar
Editor: Marno

6 April 2024 23:27 6 Apr 2024 23:27

Thumbnail Ela-ela Pake Jam-jam to Ala Gorontalo dan Lomba Soan di Halmahera Selatan Watermark Ketik
Ela-ela anak di Maluku Utara (Foto:Ide timur)

KETIK, MALUKU UTARA – Selain di beberapa kabupten kota di Maluku Utara, Desa Tomori Kecamatan Bacan Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) memberi warna tersendiri di hari ke-27 malam Ramadan. Yakni  degan melaksanakan Ela-ela atau pawai obor ala Gorontalo Tumbilotohe, pada Sabtu, (6/4/2024)

Ela-ela pake jam-jam to, adalah Bahasa Ternate, Obor-obor pakai Cahaya. Anak-anak berusia 10 sampai 15 tahunan akan membawa ela-ela ini sambil bernyanyi, “Ela-ela pake jam jam to suba jou” yang berarti “Obor-obor pakai Cahaya sembah Tuhan”. Secara tersirat nyanyian tersebut beririsan dengan maksud surat An-Nur ayat 35. Wallahua’lam.

Foto Bupati Halsel, Ketua PKK, Kades dan Jajaran KKIG Halsel (Foto Alif For Ketik.co.id)Bupati Halsel, Ketua PKK, Kades dan Jajaran KKIG Halsel (Foto: Alif For Ketik.co.id)

Inti dari ayat tersebut berarti, “Cahaya di atas Cahaya, Allah membimbing kepada Cahaya-Nya bagi siapa yang Dia kehendaki”.

Ela-ela (obor) ini bisa dimaknai sebagai pelita (insan atau manusia) yang dari situ terpancar Cahaya Ilahiah. Akibat dari kesadaran akan keberadaan Cahaya Ilahiah di dalam insan inilah, maka wujudnya ialah “suba jou” (sembah Tuhan).

Dengan memanfaatkan lahan kosong dan trotoar, ribuan obor dan pelita disediakan warga Desa Tomori yang tergabung dalam Kerukunan Keluarga Indonesia Gorontalo (KKIG) sebagai pelestarian tradisi yang memberi pesan edukasi budaya untuk generasi muda masa depan.

Tradisi menyalakan obor Tumbilotohe atau Ela-ela, dihadiri Bupati Kabupaten Halmahera Selatan Hasan Ali Bassan Kasuba, kepala Desa Tomori, Ketua TP-PKK Rifa'at Al Sa'adah, Dandim Labuha, yang didampingi Ketua KKIG Maluku Utara Yerrie Pasilia dan ratusan warga Gorontola yang hadir dalam acara tersebut.

Saat sambutan, Bupati Bassam Kasuba mengatakan, kegiatan ini dapat menjadi acara tahunan bagi masyarakat Halmahera Selatan. Inii merupakan wujud keanekaragaman budaya yang perlu dipertahankan dan ditumbuhkan.

Foto Lomba Soan desa Kampung Makian.Lomba Soan Desa Kampung Makian (Foto: Mursal Bshtiar)

“Cahaya Tumbilotohe sudah menjadi tradisi yang sangat terkenal di Maluku Utara seiring dengan kekayaan budaya yang ada di wilayah tersebut." ujarnya.

Berbeda dengan desa Tomori, Desa Kampung Makian Kecamatan Bacan Selatan mengadakan lomba Soan sebagai salah satu kegiatan PKK Halsel dari beberapa kegitan sepanjang Ramadan.

Soan merupakan tradisi pribumi Maluku Utara yang hadir di tiap moment jelang akhir Ramadan. Tradisi ini di aksanakan sebagai ungkapan doa dan rasa syukur orang tua, memberi semangat kepada anak yang hendak menuntaskan ibadah puasa.

Soan di laksanakan dengan cara menghias batang pohon pisang dan buahnya dengan berbagai pernak pernik seperti bendera mini dan berbagai jenis kue kesukaan para anak dan dapat berupa uang kertas untuk di perebutkan.(*)

Tombol Google News

Tags:

Kerukunan Keluarga Indonesia Goorontalo KKIG Tumbilotohe Ela-ela Tradisi dan Budaya Ramadahan 2024 Malam seribu bulan Lailatul Qadar