Emak-emak di Abdya Aceh Kecewa, Bansos Beras Tak Diterima Namun Namanya Dicatut

Editor: Cutbang Ampon

22 Agustus 2024 09:49 22 Agt 2024 09:49

Thumbnail Emak-emak di Abdya Aceh Kecewa, Bansos Beras Tak Diterima Namun Namanya Dicatut Watermark Ketik
Warga Palembang siap-siap, bansos Beras 10 kg cair dari Januari hingga Juni 2024 Mendatang (Instagram/@perum.bulog)

KETIK, ACEH BARAT DAYA – Polemik penyaluran bantuan sosial dari Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos-RI) kembali menuai sorotan publik. Kali ini, perkara tersebut terjadi di Desa Kuta Bak Drien, Tangan-Tangan, Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh.

Tidak tanggung-tanggung, sejumlah nama warga yang tercatut dalam data sebagai penerima bantuan beras dari Kemensos-RI yang disalurkan melalui Kantor Pos-Kantor Camat, mencapai belasan orang.

"Nama Saya tercantum dalam data, tapi saya tidak menerima bantuan beras yang dimaksud," ucap salah seorang emak-emak yang namanya minta tidak disebutkan, Rabu, 21 Agustus 2024.

Diketahui bahwa, sejumlah Keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan sosial (Bansos) di Desa Kuta Bak Drien, Tangan-Tangan, Abdya yang notabene dari kalangan masyarakat kurang mampu tak lagi menerima bansos berupa beras setiap bulannya.

Mirisnya, sejumlah warga tersebut terhitung sejak Januari-Juli 2024 masih menerima bansos dimaksud yakni beras sebanyak 10 kg yang biasa diambil pada Kantor Camat Tangan-Tangan.

Namun pada Agustus, sejumlah warga ini tak lagi mendapatkan undangan pengambilan beras yang biasanya dibagikan oleh pihak desa, sementara nama mereka masih tercatat sebagai penerima bansos dari Kemensos RI.

Sejumlah warga yang didominasi kaum emak-emak di Desa Kuta Bak Drien yang tak lagi mendapatkan bansos kepada wartawan mengaku kecewa dengan kondisi tersebut. Padahal mereka masih tercatat sebagai penerima bansos dari Kementerian Sosial.

Bahkan sejauh ini, mereka tidak mendapatkan penjelasan konkrit dari pihak desa dalam hal ini keuchik (kepala desa) dan perangkat desa berwenang lainnya terkait dugaan pengalihan bansos tersebut.

"Harusnya keuchik maupun kepala lorong bisa memberikan penjelasan kepada kami. Mengapa kami tak lagi menerima undangan pengambilan bansos, sementara setelah kami cari tahu, nama kami masih tercatat sebagai penerima bansos dari Kementerian Sosial RI. Datanya ada dan kami sudah cek langsung. Nama-nama kami masih tertera dalam data penerima bansos itu," ujarnya.

Ironisnya, sejumlah KPM penerima bansos yang diduga dialihkan ini juga dalam kondisi perekonomian kurang mampu dan memang sangat layak mendapatkan bantuan tersebut. Namun, pasca tidak lagi mendapatkan bantuan tersebut, pihaknya mengaku kecewa dengan kebijakan sepihak yang diambil oleh keuchik.

"Nama-nama kami ada dalam data penerima bansos sebanyak 219 KPM, tapi undangannya diberikan kepada warga lain. Jadi bulan Agustus ini kami tak lagi menerima bansos itu. Kami tanyakan kepada kepala lorong perihal tersebut, kepala lorong menjawab ada petunjuknya, namun yang bersangkutan tidak memperlihatkan petunjuk yang dimaksud," tuturnya.

Terkait kondisi itu, sejumlah KPM bansos beras ini merasa dirugikan, sebab nama mereka masih tercantum sebagai penerima bansos namun dialihkan kepada warga lain. Karenanya, mereka meminta keadilan dan penjelasan dari pihak desa terhadap pengalihan bansos itu.

Agar informasi yang disampaikan warga tersebut berimbang, pada Kamis, 22 Agustus 2024, Ketik.co.id mengkonfirmasi Keuchik Kuta Bak Drien via telepon aplikasi WhatsApp. Namun hingga saat ini, yang bersangkutan belum berhasil dihubungi. (*)

Tombol Google News

Tags:

bansos beras bantuan Aceh Barat Daya abdya Aceh polemik beras