KETIK, PACITAN – Enam bulan sejak peluncuran Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Pacitan pada Januari lalu, harapan untuk pemerataan asupan gizi bagi peserta didik di seluruh wilayah masih jauh panggang dari api.
Dari sekitar 63.000 siswa dari jenjang PAUD hingga SMA, hanya 5.708 atau kisaran 9 persen peserta didik yang telah menerima manfaat program.
Sejauh ini baru dua kecamatan yang kebagian: Pacitan dan Tulakan. Di Tulakan, 2.805 siswa dari 13 sekolah mendapat jatah makan bergizi. Sementara di Pacitan, 2.903 siswa dari tujuh sekolah turut merasakan program yang digadang-gadang mampu meningkatkan kualitas pendidikan lewat pemenuhan gizi ini.
Di sisi lain, sekolah-sekolah di 10 kecamatan lainnya masih menunggu kejelasan. Banyak yang bahkan belum mendapat informasi resmi terkait program MBG, apalagi manfaatnya.
"Belum ada perkembangan, termasuk usulan yang disampaikan ke perwakilan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) belum direspons," ungkap Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Pacitan, Budiyanto kepada ketik.co.id, Rabu 11 Juni 2025.
Ia menyebutkan, salah satu faktor penghambat adalah belum jelasnya arahan dan kebijakan dari pemerintah pusat yang menjadi penanggung jawab penuh anggaran melalui Badan Gizi Nasional.
“Semua dibiayai pusat, jadi kita menunggu. Apakah nanti ada percepatan setelah semester pertama ini, kita juga belum tahu,” ujarnya.
Meski pelaksanaan teknis program di dua kecamatan berjalan lancar, Dindik tidak bisa bergerak banyak tanpa keputusan pusat. Saat ini, pemerintah daerah hanya bisa menyiapkan data dan infrastruktur pendukung.
“Datanya sudah kami siapkan. Kita hanya diminta setor nama-nama siswa. Saat ini progres pembangunan dapur juga mulai digarap, setelah dua titik di Pacitan dan Tulakan. Harapannya nanti tiap kecamatan punya dapur sendiri,” tambah Budiyanto.
Ia menekankan agar program menyasar ke wilayah pinggiran Pacitan yang lebih membutuhkan intervensi gizi.
Sekedar informasi, pemerintah pusat terus menggenjot program Makan Bergizi Gratis (MBG). Tahun ini, anggaran MBG mencapai Rp 171 triliun dan disebut akan terus meningkat setiap tahun.(*)