Gus Fahrur Bululawang Malang, Ketua PBNU Komisaris di Gag Nikel yang Bermasalah

10 Juni 2025 05:30 10 Jun 2025 05:30

Thumbnail Gus Fahrur Bululawang Malang, Ketua PBNU Komisaris di Gag Nikel yang Bermasalah
Gus Fahrur saat berfoto di Piaynemo Raja Ampat. (Foto: Instagram Gus Fahrur)

KETIK, MALANG – Sosok Gus Fahrur sebagai Pengasuh Ponpes An Nur 1 Bululawang Kabupaten Malang jadi sorotan di tengah polemik tambang nikel di Raja Ampat. Nama Ketua PBNU ini tercatat sebagai Komisaris PT Gag Nikel yang mengoperasikan tambang itu.

Selain Gus Fahrur (Ahmad Fahrur Rozi), terdapat 2 nama yang menjadi komisaris dan 1 nama Presiden Komisaris PT Gag Nikel. 2 nama komisaris anak perusahaan Antam tersebut yakni Lana Saria dan Saptono Adji.

Sedangkan, Presiden Komisaris PT Gag Nikel dijabat Hermansyah. Pada Instagram pribadi Gus Fahrur, ia merespon terkait polemik tambang nikel di Raja Ampat Papua.

"Belakangan ini viral kampanye #SaveRaja Ampat dari Greenpeace yang menampilkan keindahan Piaynemo berdampingan dengan foto dan video tambang nikel di Pulau Gag. Selain itu, banyak foto hasil editan Al juga beredar luas. Akibat narasi ini, banyak yang mengira lokasi tambang berada di kawasan wisata," tulis Gus Fahrur.

Foto Keindahan Raja Ampat yang saat ini diusik dengan keberadaan tambang nikel. (Foto: Kiagus Firdaus/Ketik.co.id)Keindahan Raja Ampat yang saat ini diusik dengan keberadaan tambang nikel. (Foto: Kiagus Firdaus/Ketik.co.id)

Masih pada posting Gus Fahrur, ia menyampaikan secara gamblang terkait masalah Tambang Nikel yang diduga dieksploitasi oleh perusahaan PT Gag Nikel tersebut.

"Faktanya, aktivitas tambang sebenarnya berada di Pulau Gag, sekitar 40 kilometer dari Piaynemo. Pulau Gag bukanlah destinasi wisata, melainkan wilayah dengan izin usaha pertambangan resmi yang dikelola oleh PT GAG Nikel. Izin eksplorasi di pulau ini telah berlaku sejak 1998, dan ditetapkan sebagai IUP (Izin Usaha Pertambangan) sejak 2017," kata ia.

Postingannya itu, seolah-olah ia mengungkapkan bahwa yang dikelola oleh PT Gag Nikel Raja Ampat sudah benar dan tidak merusak lingkungan.

"Secara geologi, Piaynemo adalah kawasan karst yang tersusun dari batu gamping, bukan jenis batuan yang mengandung nikel. Sementara itu, nikel umumnya ditemukan di batuan ultrabasa seperti laterit atau peridotit. Artinya, secara ilmiah, wilayah seperti Piaynemo tidak memiliki potensi nikel dan tidak mungkin untuk ditambang," bebernya gamblang.

Menurutnya, Ini bukan soal pro atau kontra, tapi soal tanggung jawab menyebarkan informasi akurat. Narasi menyesatkan bisa merusak kepercayaan publik dan dimanfaatkan pihak tertentu untuk agenda lain.

"Termasuk narasi separatis untuk 'memerdekakan Papua'. Isu lingkungan tetap penting, tapi harus disampaikan dengan jujur. Mari kita kawal dan lindungi Raja Ampat dengan menyebarkan fakta, bukan narasi menyesatkan dan manipulasi," sebutnya.

Postingan dari Gus Fahrur soal tambang PT Gag Nikel di Raja Ampat tersebut mendapat mayoritas tanggapan yang kontra di kolom komentar. Banyak Warga net tidak setuju apa yang disebutkan oleh Gus Fahrur tersebut.

"Gus 40 kilometer hanya butuh waktu 30 menit. Tidak perlu mengakali publik. Islam mengajarkan untuk melindungi alam bukan diajari nambang," tulis komentar akun Instagram Kartikadydy.

Warga net lainnya bahkan menuding Gus Fahrur tidak paham aturan.

 "Pulau kecil mutlak tidak boleh ditambang gus. Itu ada di UU silahkan cek. Kecuali ini ada kaitannya dengan posisi anda di PT Gag Nikel," kata komentar akun Instagram centang biru bernama Mizan Arjuna. (*)

Tombol Google News

Tags:

Gus Fahrur PBNU Ponpes An Nur 1 Bululawang Malang Komisaris PT Gag Nikel Raja Ampat