KETIK, PACITAN – Meski hujan mulai turun di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur penyaluran air bersih kepada masyarakat terdampak krisis air masih terus berlanjut.
Menurut Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Radite Surya Anggono, hal ini disebabkan intensitas hujan yang turun tergolong masih rendah hingga sedang.
Akhirnya, hujan yang rontok ke bumi belum cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekeringan.
"Hujan yang turun saat ini memang belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat," katanya, saat dikonfirmasi Ketik.co.id di ruangannya, Selasa, (14/11/2023).
Mengacu rilis BMKG, tambah Radite, label kekeringan kategori 'awas' di Pacitan masih belum dicabut. Termasuk saat ini pada dasarian II di bulan November 2023, kota seribu satu gua masih juga tercatat masih memasuki musim kemarau.
Prakiraan cuaca di Pacitan. (BPBD for Ketik.co.id)
Sejauh ini, BPBD Pacitan mengungkapkan bahwa penyaluran air bersih tetap berlanjut di 12 kecamatan terdampak. Pihaknya khawatir, di momen belum jelas ini, masyarakat menilai krisis air bersih ini dianggap telah usai.
"Khawatir kami, biasanya waktu seperti ini bantuan air bersih dihentikan oleh para dermawan karena dikira sudah tidak membutuhkan," jelasnya.
Di samping itu, Radite mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menggunakan air bersih secara bijak. Terlebih, perlu waspada agar tidak terjadi hal-hal buruk dampak dari perubahan musim saat ini.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menggunakan air bersih secara bijak. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk waspada akan dampak perubahan musim," himbaunya.
Sebagai informasi, beberapa waktu mendatang diperkirakan akan terjadi hujan di sejumlah wilayah Pacitan di waktu siang maupun malam dengan intensitas sedang hingga lebat.
"Hujan lebat dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Pacitan," tutupnya. (*)
