KETIK, JEMBER – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi bulanan Jember pada April 2024 sebesar 0,29%. Dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 106,68.
Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan Jawa Timur sebesar 0,64%. Namun lebih tinggi dari Nasional dengan inflasi 0,52%.
Dari sebelas kota IHK di Jawa Timur, Jember menduduki posisi inflasi terendah keempat. Setelah Kediri 0,06%, Malang 0,08%, dan Madiun 0,09%. Sementara inflasi tertinggi di Sumenep dan Kota Surabaya sebesar 0,52%.
Penyumbang utama inflasi bulan April 2024 secara m-to-m adalah Kelompok Transportasi (komoditas tarif kereta api, mobil, sepeda motor) dan Kelompok Perawatan Pribadi Jasa Lainnya (komoditas emas perhiasan) dengan andil 0,07%.
Secara umum dari semua kelompok pengeluaran, komoditas penyumbang utama inflasi bulanan antara lain bawang merah, tomat, emas perhiasan, bahan bakar rumah tangga atau LPG, jagung manis, minyak goreng, daun bawang, terong, pisang, dan semangka.
Sedangkan, komoditas yang pemegang andil deflasi bulanan utama adalah cabai beras, telur ayam ras, cabai rawit, daging ayam ras, dan cabai merah, ketimun, wortel, pir, pepaya, dan kentang.
Kepala BPS Jember, Tri Erwandi mengatakan kelangkaan LPG yang sempat terjadi saat momen lebaran kemarin memberikan andil inflasi setelah bawang merah dan tomat.
“Dua minggu pasca lebaran itu LPG mulai langka, belum juga bawang merah yang cukup lama naik dari sebelum lebaran,” paparnya, Jumat (3/5/2024).
Kendati demikian, inflasi bulan April cenderung lebih rendah daripada bulan Maret. Karena kenaikan komoditas terjadi sepanjang bulan Ramadan yang paling lama di bulan ketiga.
“Ramadan paling padat di bulan tiga ya. Sementara untuk evaluasi bulan selanjutnya ini kenaikan bawang merah yang sulit dikendalikan. Birokrasi harus jeli melihat simpul-simpul penyebab ini,” imbuhnya.
Hingga bulan keempat tahun ini, inflasi tahun kalender (YtD) Jember sebesar 1,35 persen sedangkan inflasi tahun ke tahun (YoY) sebesar 2,73 persen terendah se Jawa Timur.(*)