KETIK, BERAU – Callista Khansa Maharani, yang lebih akrab disapa Caca, adalah seorang influencer asal Berau, Kalimantan Timur, yang telah berhasil memanfaatkan dunia fashion dan kecantikan sebagai alat pemberdayaan, terutama bagi perempuan.
Di usia yang masih muda, 20 tahun, Caca yang juga bagian dari Putri Hijab Academy ini telah menunjukkan keberhasilan dalam banyak bidang, tidak hanya di dunia sosial media tetapi juga di lingkungan akademis dan organisasi.
Sebagai mahasiswi psikologi di Universitas Mercu Buana, Yogyakarta, Caca aktif dalam berbagai kegiatan, mulai dari menjadi panitia acara dan Steering Commite di bidang psikologi hingga menjadi pembicara dalam pelatihan UMKM yang diadakan oleh Rumah BUMN Solo.
Caca juga memiliki hafalan Surat Al-Quran, tergabung pada Paskibra sekolah hingga meraih Juara 1 Lomba Gerak Jalan Ketepatan Waktu tingkat SMA Putri tahun 2019. Sedari kecil sudah dibesarkan di lingkungan seni dan aktif di dunia tari tradisional hingga kini.
Lalu ia juga seorang koordinator teladan HMPS Psikologi periode 2024. Selain itu, merupakan pemenang Best Catwalk dalam ajang Putri Hijab Academy Batch 6, DIY. Kemudian yang lebih menarik perhatian adalah komitmennya dalam menggunakan fashion dan kecantikan sebagai alat untuk memberdayakan perempuan dan masyarakat.
Lantas Caca memiliki pandangan yang sangat kuat tentang fashion dan kecantikan. Menurutnya, kedua hal ini bukan hanya sekadar penampilan fisik, tetapi lebih dari itu, mereka adalah sarana untuk mengekspresikan diri, membangun rasa percaya diri, dan yang lebih penting lagi, memberdayakan individu, terutama perempuan.
"Dunia fashion dan kecantikan memiliki dampak ekonomi yang sangat besar, menciptakan lapangan pekerjaan, serta menjadi platform yang dapat mengenalkan budaya lokal ke dunia internasional," kata Caca kepada media Ketik.co.id melalui keterangan tertulis, Senin (23/12/2024).
Dalam hal ini pemilik akun media sosial Instagram @callistakhansaa_ percaya bahwa dengan menggunakan fashion dan kecantikan sebagai alat pemberdayaan, perempuan dapat lebih mengapresiasi keunikan diri mereka sendiri, sekaligus berinovasi dalam cara berkreasi dan mengembangkan potensi.
Sebagai seorang yang aktif di dunia sosial media, Caca melihat adanya peluang besar di industri fashion dan kecantikan yang terus berkembang pesat. Melalui platform ini, ia dapat mempromosikan berbagai gaya dan produk, bahkan menjangkau pasar global.
"Selain itu, kesadaran akan keberlanjutan juga menjadi peluang bagi pelaku industri untuk menciptakan produk yang ramah lingkungan, yang dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan," ungkap Caca yang memiliki hobi membaca dan menari sembari tersenyum manis.
Tantangan dan Harapan
Namun lanjutnya, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi, seperti persaingan yang sangat ketat di industri ini, kesenjangan akses dan pendidikan terkait fashion dan kecantikan di beberapa daerah, serta stigma yang masih ada yang menganggap fashion dan kecantikan sebagai hal yang kurang penting.
"Meski begitu, alhamdulillah sudah banyak memperoleh hasil positif dari perjuangannya ini. Saya kerap melatih keterampilan seperti mendesain pakaian dan berdandan, memperluas jaringan dengan para pelaku industri kreatif, serta mendapatkan pengakuan dari masyarakat yang kini mulai melihat fashion dan kecantikan sebagai sektor yang dapat meningkatkan rasa percaya diri," imbuhnya.
Ke depan, dirinya berharap agar lebih banyak perempuan yang terlibat dalam berbagai aspek industri ini, baik sebagai pengusaha, desainer, maupun konsumen yang cerdas. Dia juga berharap agar publik dapat lebih menghargai keunikan budaya lokal yang bisa diangkat melalui dunia fashion dan kecantikan.
Oleh karena itu, lebih jauh ia mengajak masyarakat, khususnya perempuan, untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan fashion dan kecantikan, dengan cara mencintai produk lokal, mempromosikan produk ramah lingkungan, dan terus memberdayakan perempuan agar mereka dapat terus bekerja dan berkembang.
"Ini adalah kesempatan dan waktu yang tepat untuk menggali potensi diri, mengapresiasi keunikan budaya lokal, dan menjadikan dunia fashion serta kecantikan sebagai alat pemberdayaan bagi semua," tukasnya menutup penyampaian dengan nada penuh semangat. (*)