Jalin Kemitraan Bersama PT ATM, Petani Padi Japonica Makin Sejahtera 

Editor: Moana

16 Oktober 2022 04:37 16 Okt 2022 04:37

Thumbnail Jalin Kemitraan Bersama PT ATM, Petani Padi Japonica Makin Sejahtera  Watermark Ketik
Caption: Foto : Direksi PT ATM meninjau panen perdana Padi Japonica di Desa Kedungudi Trawas, Sabtu (15/10/2022).(Dok.ATM)

KETIK, SURABAYA – PT Amerta Tani Maju (ATM) selaku perusahaan nasional yang berkiprah di sektor pertanian semakin menunjukkan komitmen dalam mendukung kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional.  

Dalam mensukseskan agenda tersebut, PT ATM juga bekerja sama dengan pemerintah daerah, petani dan pengusaha melalui sistem kemitraan penanaman Padi Japonica. Bahkan, PT ATM juga menggandeng TNI AD untuk menghidupkan lahan tidur agar produktif kembali. 

Vice President Divisi Marketing PT ATM Matthew, menjelaskan, sinergitas tersebut sesuai  dengan program pemerintah untuk mendorong ketahanan pangan dan peningkatan taraf hidup petani. 

"PT ATM langsung terjun ke lapangan untuk memdampingi petani agar dapat menghasilkan panen yang optimal". kata Matthew saat mendampingi panen perdana Padi Japonica di Desa Kedungudi, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (15/10/2022). 

Konsentrasi perusahaan mengembangkan Padi Japonica atau Padi Jepang melalui kemitraan itu bukan tanpa alasan. 

Japonica merupakan beras yang biasa dikonsumsi oleh warga Jepang dan Korea. Sedangkan di Eropa atau Amerika menyebut sticky rice. Rasa beras lebih enak dan pulen sekaligus lebih sehat karena memiliki kandungan glikemik rendah. 

Padi ini memiliki karakteristik lebih tahan hama, tahan rebah, walaupun tingginya mencapai 120 cm. Satu malai padi dapat menghasilkan 300 butir. Jumlah ini terbilang fantastis jika dibandingkan dengan Padi lain yang secara normal hanya menghasilkan 70-170 butir. 

"Keunggulan lain, Padi Japonica tidak begitu suka pupuk kimia," kata Matthew di sela panen raya. 

Fakta ini menjawab kegelisahan para petani saat harga pupuk terus naik tajam dan kelangkaan stok. Disisi lain, Padi Japonica lebih menyukai pupuk organik. 

Oleh karena itu, Matthew berharap budidaya Padi Japonica melalui PT ATM dapat membawa dampak positif bagi petani maupun masyarakat Indonesia. 

Apalagi PT ATM telah melakukan kemitraan di hampir seluruh Wilayah Jatim. Dengan area panen tertinggi di Kabupaten Trenggalek. Satu hektare lahan mampu menghasilkan sekitar 10-12 ton Padi Japonica. 

Strategi pengembangan kemitraan tersebut terus digencarkan melalui sosialisasi dan edukasi di tengah kelangkaan pupuk bersubsidi. 

"Kami memberikan solusi dengan menalangi benih dulu, dan setelah panen talangan benih tersebut dipotongkan dari hasil panen sesuai dengan MOU di awal," kata Matthew. 

Harga beli gabah kering sawah oleh PT ATM untuk petani akan tetap stabil. Harga tidak bergantung pada musim tanam Hal ini menjadi keuntungan bagi petani. PT ATM tidak memilah hasil panen atau non grade method 

Kestabilan harga beli gabah kering sawah sangat menguntungkan bagi para petani. PT ATM sendiri memang memiliki visi dan misi mensejahterakan petani. 


Untuk proses pemasaran, PT ATM memang fokus mencukupi kebutuhan dalam negeri. 

"Sementara ini pasar potensial kami adalah dalam negeri, kami tidak bermain ekspor. Karena visi misi kami adalah ketahanan pangan nasional," tandasnya. 


Dorong Petani Milenial 

Potensi sektor pangan terutama jenis padi-padian di Indonesia memang tak main-main. Total 270 juta penduduk Indonesia mengonsumsi nasi sebagai sumber karbohidrat utama. Namun sayangnya, angka regenerasi petani masih sangat rendah. Rata-rata anak petani enggan meneruskan mengelola lahan dan memilih pekerjaan di sektor lain. 

"Bayangkan, dengan potensi 270 juta penduduk, sekarang kita lihat, kaum milenial ingin bekerja di kantor atau pabrik. Tidak ada yang salah dengan itu, range petani yang saya temui ketika terjun langsung antara usia mereka 55-75 tahun," jelasnya. 

Maka dari itu, melalui sistem pertanian yang lebih praktis dan modern, PT ATM mencoba menggaet petani-petani muda untuk tetap turun ke sawah. Apalagi ia juga melihat saat ini banyak anak-anak muda melek isu krisis pangan dan mulai tertarik menjajaki dunia pertanian dengan membuka wawasan agrikultur Indonesia. 

"Visi misi kami adalah mengajak petani milenial. Mari kita beri fasilitas. Karena range yang tua itu, jika tidak ada yang melanjutkan pertanian ini, khawatirnya, 15-20 tahun lagi kita bisa import beras. Itu yang menggelitik bagi saya, itu semua fakta," kata dia. 

Di tengah goncangan isu resesi global, kata Matthew, PT ATM menangkap pesan penting Presiden RI Jokowidodo untuk menghadapi potensi ancaman krisis pangan tersebut. 

"Kita tangkap message nya, walaupun kami swasta tapi kami bekerja sama dengan instansi pemerintah," imbuh Matthew.(*)

Tombol Google News

Tags:

PT Amerta Tani Maju Padi Japonica Padi Jepang