KETIK, SURABAYA – Bagi anda yang bosan dengan destinasi wisata di Kota Surabaya yang itu-itu saja mungkin dapat mengunjungi Kampung Legenda. Objek wisata ini merupakan kampung tematik yang mengusung konsep tempo dulu.
Kampung yang terletak di Lidah Kulon 3, RT 5, RW 2, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya ini menyuguhkan suasana yang terinspirasi dari cerita sejarah. Seperti legenda Joko Berek atau yang dikenal dengan Sawunggaling, cerita rakyat asal usul Reog Ponorogo dan sebagainya.
Saat memasuki kawasan Kampung Legenda anda akan disambut oleh beberapa saung dari sesek dan bambu. Saung ini tempat para UMKM menyajikan kuliner mulai dari wedang, ketan, hingga makanan berat yang dapat dinikmati sembari berkeliling. Semakin masuk ke dalam anda akan menemui hiasan 5 dimensi berbentuk Naga, Rusa dan Merak.
Inisiator Kampung Legenda, Sugeng Heri Kuswanto mengatakan bahwa Kampung Legenda mulai dibuka pada Mei 2024. Berdasarkan sejarah dan letak geografis, Kampung Legenda merupakan tempat bertumbuhnya Joko Berek atau Sawunggaling.
"Sebenarnya tidak hanya sejarah itu saja yang mau kami tunjukan. Tetapi ingin membuat kampung yang bisa menjawab tantangan kegelisahan warganya," jelas Sugeng, Selasa 21 Januari 2025.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua RT 5, RW 2, Lidah Kulon Kecamatan Lakarsantri Surabaya ini menambahkan hal lain yang mendasari terwujudnya Kampung Legenda adalah kurangnya sarana edukasi bagi kaum muda mudi terkait sejarah kotanya. Oleh karena itu, pihaknya menjadikan Kampung Legenda bukan hanya sekedar destinasi wisata tapi juga sarana edukasi sejarah.
"Artinya, dengan budaya yang dimiliki memperkenalkan ke anak muda, sehingga mereka bisa belajar dan sekaligus membuat kontennya," tambahnya.
Hal lain yang menjadi keunikan dari pasar ini adalah penggunaan mata uang kepeng. Bagi anda yang ingin berbelanja sebelumnya harus menukarkan uang dengan kepeng. Kepeng ini nantinya berlaku sebagai alat pembayaran selama berada di kawasan Kampung Legenda.
"Hal ini bertujuan agar para pengunjung bisa semakin merasakan nuansa masa lalu," paparnya.
Kedepan agar semakin banyak wisatawan yang berkunjung, dirinya berencana untuk menambah berbagai spot baru, rencana tersebut termasuk menggabungkan wisata antara Lidah Kulon dan Lidah Wetan.
"Kami berharap bisa memiliki Surabaya Barat berbudaya, masing-masing kelurahan menampilkan wisatanya," pungkasnya. (*)