KETIK, SURABAYA – Kabar meninggalnya Bejo Sugiantoro di lapangan saat bermain sepak bola di Lapangan SIER Surabaya pada Selasa, 25 Februari 2025 cukup mengejutkan.
Bagaimana tidak, Bejo yang tidak menunjukkan tanda-tanda sakit ketika bermain sepak bola dengan cepat ambruk karena diduga terkena serangan jantung.
Kejadian atlet tiba-tiba tak sadarkan diri ketika berolahraga sebenarnya sudah sering terjadi, seperti yang dialami oleh pemain Timnas Denmark Christian Eriksen.
Ketika itu, Eriksen mendadak kolaps di lapangan saat pertandingan EURO 2020, saat laga Denmark melawan Finlandia pada Sabtu, 12 Juni 2021.
Tak hanya itu, atlet bulu tangkis Indonesia, Markis Kido juga tiba-tiba terjatuh tidak sadar di lapangan ketika bermain bulu tangkis.
Melansir situs Unair, Dr. Andrianto, dr., SpJP (K) FIHA, FAsCC, pakar ilmu penyakit jantung dan pembuluh darah Fakultas Kedokteran Unair menjelaskan, tingkat kolaps atlet setelah berolahraga kira-kira 5 persen lebih tinggi dari orang berusia 35 tahun atau lebih.
Penyebab serangan jantung pada atlet menurutnya diawali dengan adanya gangguan irama jantung seseorang.
"Dari berbagai laporan disebutkan serangan jantung koroner disertai komplikasi gangguan irama fibrilasi ventrikel atau kejang otot jantung adalah penyebab tersering dan kejadian ini menjadi 70 hingga 80 persen," jelasnya.
Selain diawali gangguan irama jantung, penyebab lainnya ada pada terbentuknya kerak pada pembuluh darah koroner akibat bertambahnya usia, riwayat keluarga meninggal mendadak, darah tinggi, kolesterol, merokok, diabetes, dan stres.
Pertolongan Pertama Serangan Jantung
Serangan jantung bisa terjadi pada siapa saja, memahami cara pertolongan pertama bisa mencegah korban meninggal dunia.
Melansir dari situs Siloam Hospitals, berikut ini adalah cara pertolongan pertama pada orang yang terkena serangan jantung.
1. Menelepon Ambulans
Cara pertama saat melihat ada saudara, teman, dan kerabat terkena serangan jantung dengan menelepon ambulans.
Saat menelepon ambulans, jelaskan pula kondisi pasien sejelas-jelasnya. Tujuannya agar tim medis dapat menginstruksikan pertolongan apa yang harus dilakukan, sambil menunggu tiba di lokasi.
2. Memberikan RJP (CPR)
Nah sembari menunggu ambulans tiba, di lokasi anda bisa melakukan pertolongan pertama dengan cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru (RJP).
Apabila anda bingung bisa dipandu dengan tim medis yang sebelumnya ditelepon. CPR adalah salah satu upaya pertolongan gawat darurat secara medis untuk pasien henti jantung.
3. Memonitor Pasien
Langkah terakhir dengan memonitor kondisi pasien secara berkala, sambil menunggu ambulans dan tim medis tiba di lokasi.
Pemeriksaan berkala meliputi pernapasan, denyut nadi dan respons pasien terhadap suasana sekitar. (*)