Bejo Sugiantoro Meninggal Usai Kolaps Saat Bermain Sepak Bola, Dokter Spesialis Jantung Ungkap Pentingnya Skrining Kesehatan

9 Maret 2025 13:17 9 Mar 2025 13:17

Thumbnail Bejo Sugiantoro Meninggal Usai Kolaps Saat Bermain Sepak Bola, Dokter Spesialis Jantung Ungkap Pentingnya Skrining Kesehatan Watermark Ketik
Pelatih Persebaya (Alm) Bejo Sugiantoro. (Foto: Instagram Persebaya)

KETIK, SURABAYA – Legenda Persebaya, Bejo Sugiantoro, meninggal dunia pada 25 Februari 2025 akibat serangan jantung. Insiden tersebut terjadi saat ia bermain sepak bola di Lapangan SIER, Surabaya.

Setelah kolaps di lapangan, ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Royal Surabaya, namun dinyatakan meninggal pada pukul 17.20 WIB.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Meity Ardiana Sp JP(K) FIHA FICA FAsCC mengatakan, bahwa kematian akibat masalah jantung itu terbagi menjadi dua.

Foto Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Meity Ardiana Sp JP(K) FIHA FICA FAsCC. (Foto: Humas Unair)Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Meity Ardiana Sp JP(K) FIHA FICA FAsCC. (Foto: Humas Unair)

Pertama adalah serangan jantung (heart attack) akibat penyempitan pembuluh darah jantung. Kedua adalah gangguan irama jantung (sindrom brugada) karena adanya penyumbatan pembuluh darah koroner secara tiba-tiba.

Terkait kasus meninggalnya Bejo yang notabene seorang mantan atlet, Meity menekankan pada faktor risiko. 

“Kita harus melihat apakah Pak Bejo punya faktor risiko apa tidak,” ungkap dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) melalui keterangan tertulis pada Minggu 9 Maret 2025.

Menurutnya, Bejo yang kala itu berusia 47 tahun berpotensi memiliki faktor risiko yang mendorong terjadinya serangan jantung. Misalnya diabetes, hipertensi, perokok aktif, dan lain-lain.

Meity juga menjelaskan terkait penanganan yang tepat jika terjadi hal serupa.

“Kita tidak tahu diagnosis pasien itu. Sebenarnya yang harus kita lakukan adalah kita segera mencari pertolongan untuk pasien. Jadi lakukan pemeriksaan di IGD, jangan sampai membuang waktu,” jelasnya.

Pertama, penting untuk mengenali faktor risiko diri seperti penjelasan di muka. Jika memiliki penyakit diabetes, maka asupan gula harus terkontrol. Jika memiliki riwayat hipertensi, maka tekanan darah juga perlu diperhatikan.

“Masalah usia dan keturunan tidak bisa dimodifikasi. Tapi gaya hidup harus dijaga,” imbuhnya.

Skrining kesehatan secara rutin juga krusial guna mengetahui kondisi diri. Terutama jika akan melakukan olahraga dengan intensitas tinggi.

“Ini penting dilakukan baik bagi orang awam maupun olahragawan,” pungkasnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

persebaya Bejo Sugiantoro Dokter Spesialis dokter spesialis jantung pelatih Persebaya serangan jantung Unair   heart attack kematian Surabaya