KETIK, JEMBER – Puluhan warga Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember terpaksa dirawat di Puskesmas setempat. Akibat mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi takjil atau menu makanan gratis pada Minggu (31/3/2024) kemarin.
Sekitar 300 takjil dibagikan di depan SDN 01 Mayang yang berisi paket nasi putih, ayam suwir pedas, dan tempe bacem. Hingga saat ini, informasi yang diterima total ada 71 korban ditangani di sejumlah fasilitas kesehatan di sekitar kecamatan.
Perawat Puskesmas Mayang, Fairus Fitri Sari mengatakan, hingga siang ini masih ada empat orang yang dirawat. Keempatnya adalah anak-anak, yakni Arga 11 tahun, Ananda Slamet 15 tahun, Putri 9 tahun, dan Wildan 11 tahun.
Keempat anak tersebut masih ada yang mengalami demam tinggi, pusing, diare sehingga kondisi tubuhnya masih lemas.
“Pasien masih terus menjalani perawatan intensif hingga kondisi membaik baru diizinkan pulang,” ujarnya, Senin (1/4/2024).
Sementara puluhan pasien lainnya telah diperbolehkan pulang tadi pagi sambil menjalani rawat jalan. Pihak puskesmas juga masih memeriksa sampel makanan tersebut apakah benar menjadi penyebab keracunan.
Menurut penuturan salah satu ibu pasien Dena, anaknya mengalami mual, muntah, diare, dan pusing tidak berapa lama setelah mengonsumsi makanan yang didapat dari bagi-bagi takjil gratis.
“Karena enggak segera membaik, sekitar pukul 03.15 pagi tadi dibawa ke puskesmas Mayang,” katanya.
Kondisi si anak saat ini masih terkulai lemas. Mendapati kondisi anaknya tidak segera membaik, baru sekitar pukul 03.15 pagi tadi di bawa ke puskesmas Mayang. Menjalani perawatan, kondisi si anak saat ini masih terkulai lemas.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember angkat bicara terkait kasus dugaan keracunan massal tersebut.
Kepala Dinkes Jember, dr Hendro Soelistijono mengatakan, sampai saat ini penyebab pasti keracunan tersebut masih belum diketahui. Namun demikian, pihaknya telah melakukan uji laboratorium pada sampel sisa makanan maupun muntahan dari korban.
“Saat ini masih kami lakukan pemeriksaan dan uji laboratorium untuk mengetahui penyebab pastinya,” katanya melalui sambungan telepon Senin (1/4/24) sore.
Pemeriksaan itu, lanjut dr Hendro, dilakukan secara kimia dan mikrobiologi di dua laboratorium berbeda untuk mengetahui kuman dan virus tertentu yang menjadi penyebab terjadinya keracunan.
"Sejauh ini di Jember yang bisa melakukan pemeriksaan mikrobiologi itu di laboratorium kesehatan daerah (Labkesda), sementara pemeriksaan kimia kami lakukan di Surabaya," imbuhnya.
Hasil pemeriksaan akan bisa diketahui setelah 3-7 hari. Pihaknya menghimbau masyarakat untuk lebih waspada sebelum mengkonsumsi makanan, utamanya yang berada dalam kaleng.(*)