KETIK, TRENGGALEK – Ketua cabang olah raga (cabor) Perkumpulan Angkat Berat Seluruh Indonesia (Pabersi) Trenggalek Kusnianto berharap KONI mempunyai standar dalam merealisasikan anggaran kepada cabor-cabor yang dinaunginya.
Kusni sapaan akrabnya mengatakan, standar yang dimaksudkan tersebut ialah terkait besaran anggaran kepada cabor-cabor yang harus diberikan penjelasan secara transparan.
"Cabor angkat berat hampir setiap Porprov menyumbang medali, tapi anggaran dari KONI masih kalah dengan cabor yang tidak menyumbang medali untuk Kabupaten Trenggalek," ucapnya, Sabtu, 1 Februari 2025.
Kusni mencotohkan, ada bebarapa cabor yang belum menyumbang medali, misal Petangque dan Panjat Tebing, tapi anggarannya lebih besar dari Angkat Berat. "Kami hanya mendapatkan anggaran Rp 20 juta pada tahun 2024," imbuhnya.
Kusni menegaskan, standar anggaran itu harus jelas. Apakah berdasarkan prestasi atau yang lain. Sehingga harus ada kejelasan supaya tidak muncul asumsi liar. "Semua kan berjuang demi Kabupaten Trenggalek. Jadi harus ada kriteria yang jelas," tukasnya.
Ia menyebut, kalau untuk cabor-cabor yang merakyat, seperti sepak bola tidak ada masalah. Karena memang sepak bola merupakan olah raga yang paling digemari di Indonesia.
Ia menjelaskan, anggaran Rp 20 juta tentu tidak ideal. Selain untuk sarana dan prasarana juga perlu nutrisi untuk atlit. Sehingga ini perlu jadi perhatian dan evaluasi KONI untuk realisasi anggaran Tahun 2025.
"Harus ada kajian dan peningkatan anggaran bagi cabor yang berprestasi, "tandasnya.
Apalagi, lanjutnya, pelakasanaan Porprov tahun ini sudah dekat. "Persiapan atlit perlu maksimal. Target minimal medali perunggu menjadi salah satu tujuan. Syukur-syukur bisa ada peningkatan dalam perolehan medali, "ujarnya.
Ketika disinggung keberadaan atlit dan tempat latihan, ia menuturkan, untuk tempat latihan dirasa kurang respentatif. "Kalau untuk atlit-atlitnya berasal dari Trenggalek. Ada juga yang berstatus mahasiswa," tutupnya. (*)