KETIK, SLEMAN – Kapolsek Cangkringan AKP Suwanto beserta jajaran Polsek Cangkringan menghadiri pengajian rutin yang diselenggarakan Pondok Pesantren Baitussalam, Pusmalang, Wukirsari, Cangkringan, Sleman.
Kegiatan yang digelar Senin, 3 Februari 2025 hingga menjelang dini hari ini sekaligus dalam rangka upaya "Cooling System" permasalahan di Padukuhan Pusmalang,
Adapun pengajian tersebut diawali dengan melantunkan selawat kepada Nabi Muhammad saw oleh kelompok rebana santri Ponpes Baitussalam. Dilanjutkan tausiah yang disampaikan Pengasuh Ponpes Baitussalam, Gus Jarir kepada seluruh jemaah pengajian yang hadir.
Di sela-sela acara, Kapolsek Cangkringan AKP Suwanto berkesempatan menyampaikan iimbauan kepada para jemaah yang hadir. Terutama terkait peristiwa yang belakangan ini tengah dialami warga Pusmalang, yakni terkait persoalan yang dituduhkan kepada Dukuh Pusmalang Musta'in Romli.
Kapolsek Cangkringan mengharapkan seluruh warga masyarakat yang saat ini terpecah menjadi dua belah kubu, baik yang mendukung kepala dukuh maupun pihak yang berseberangan agar lebih bisa menahan diri.
Mereka diminta menunggu segala proses dari Pemerintah Kabupaten Sleman serta jajaran Polresta Sleman yang saat ini tengah menangani kasus tersebut.
Dalam kegiatan yang dihadiri tokoh agama, tokoh masyarakat Pusmalang dan Kanit Binmas Polsek Cangkringan Ipda Mokh Yusuf ini Kapolsek Cangkringan juga mengingatkan semua pihak untuk menahan diri.
Harapannya nanyi bisa menerima segala hasil keputusan. Baik dari pihak Satreskrim Polresta Sleman, maupun dari Pemkab Sleman.
"Dengan adanya keputusan tersebut diharapkan bisa menjadi jembatan selesainya perselisihan antar warga masyarakat khususnya Dusun Pusmalang yang mendukung Kepala Dukuh Pusmalang Musta'in Romli, maupun pihak yang berseberangan," kata AKP Suwanto.
Untuk diketahui, beberapa waktu ini terjadi konflik sosial di tengah warga Pedukuhan Pusmalang di bawah kepemimpinan Dukuh Mustain Romli.
Warga terpecah dalam dua kubu. Sebagian warga mendukung, sementara lainnya menolak dan menuntut supaya dukuh dicopot dari jabatannya. Pemicunya adanya dugaan penyelewengan dana pembangunan masjid yang melibatkan Dukuh Mustain.
Dalam keterangannya, Selasa 4 Februari 2025, Panewu Cangkringan Djaka Sumarsono menyebutkan upaya meredam konflik sosial yang terjadi di wilayah tersebut terus dilakukan. Dirinya menegaskan forum komunikasi pimpinan (Kapanewon) terus mengawal masyarakat menyelesaikan persoalan ini.
Ia mengungkapkan, konflik di Pusmalang telah berlangsung beberapa tahun. Puncaknya terjadi pada akhir 2024 lalu ketika sekelompok warga masyarakat yang menamakan diri Pusmalang Peduli Kebenaran, Kejujuran, dan Keadilan melakukan aksi demonstrasi di depan Balai Kalurahan Wukirsari.
Saat itu, ungkap Djaka Sumarsono, perwakilan warga yakni Mulyadi Ama menyebutkan bahwa Mustain jarang hadir dalam kegiatan sosial seperti tradisi nyadran dan arisan Jumat Kliwon, yang juga menjadi sarana pengumpulan dana pembangunan masjid. Ia juga menuding Dukuh telah menggelapkan dana irigasi, aspal, dan infaq pembangunan masjid.
Sementara di satu sisi, warga yang dikomandoi oleh Sri Harjani menolak tudingan tersebut. Kubu pendukung ini menilai Dukuh Mustain telah menjalankan tugasnya sesuai aturan dan tidak ada bukti yang mendukung tuduhan penyelewengan.
Selaku Panewu (Camat) Cangkringan, Djaka Sumarsono berharap dengan melibatkan tokoh masyarakat, pihak kepolisian, lurah, maupun Pamong Wukirsari, masyarakat bisa berkepala dingin. Serta mau mencari solusi bersama melalui musyawarah.(*)